JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo mengaku cukup terkejut mendengar hasil investigasi TNI AD terkait penembakan empat tahanan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
Hasil investigasi itu menyatakan bahwa oknum Kopassus terlibat penyerangan Lapas Cebongan. Sebelum adanya laporan tersebut, Tjahjo membela Kopassus.
"Saya katakan sangat tidaklah mungkin bahwa Kopassus sebagai pasukan elit TNI yang tugas utamanya membela kedaulatan bangsa negara RI melakukan tindakan segegabah itu," ujar Tjahjo dalam pesan singkat, Jumat (5/4).
Namun kata Tjahjo, dirinya salah menilai. Ternyata ada oknum Kopassus yang belum mampu menahan emosional dengan melakukan tindakan balas dendam walau dipahami motivasinya untuk membela teman sejawat.
"Menjadikan diri sebagai manusia lebih yang terlatih secara profesional untuk membela keutuhan wilayah kedaulatan NKRI dan terorisme masih belum mampu sebagai manusia menahan emosi diri untuk tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan nama korps TNI tercoreng," tuturnya.
Di balik itu semua, sekretaris jenderal PDI Perjuangan tersebut memberikan apresiasi kepada Mabes TNI AD yang cepat melakukan investigasi dan mengumumkan oknum pelaku dari Mabes TNI AD.
Namun demikian, ia menyarankan pola pembinaan disiplin mental pasukan elit perlu ditata kembali. Setidaknya lanjut dia, masalah menahan emosional pribadi harus diutamakan. "Ada sebuah doktrin taklukkan dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum menaklukkan orang lain. Saya kira itu perlu jadi pertimbangan utama kita semua," ucapnya.
Saat disinggung apakah perlu ada sanksi kepada kepala Kopassus, Tjahjo menilai hal itu pasti akan menjadi pertimbangan Panglima TNI dan KASAD. "Kita tunggu saja bagaimana hasil investigasi tuntas dari Tim Mabes AD," tandasnya. (gil/jpnn)
Hasil investigasi itu menyatakan bahwa oknum Kopassus terlibat penyerangan Lapas Cebongan. Sebelum adanya laporan tersebut, Tjahjo membela Kopassus.
"Saya katakan sangat tidaklah mungkin bahwa Kopassus sebagai pasukan elit TNI yang tugas utamanya membela kedaulatan bangsa negara RI melakukan tindakan segegabah itu," ujar Tjahjo dalam pesan singkat, Jumat (5/4).
Namun kata Tjahjo, dirinya salah menilai. Ternyata ada oknum Kopassus yang belum mampu menahan emosional dengan melakukan tindakan balas dendam walau dipahami motivasinya untuk membela teman sejawat.
"Menjadikan diri sebagai manusia lebih yang terlatih secara profesional untuk membela keutuhan wilayah kedaulatan NKRI dan terorisme masih belum mampu sebagai manusia menahan emosi diri untuk tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan nama korps TNI tercoreng," tuturnya.
Di balik itu semua, sekretaris jenderal PDI Perjuangan tersebut memberikan apresiasi kepada Mabes TNI AD yang cepat melakukan investigasi dan mengumumkan oknum pelaku dari Mabes TNI AD.
Namun demikian, ia menyarankan pola pembinaan disiplin mental pasukan elit perlu ditata kembali. Setidaknya lanjut dia, masalah menahan emosional pribadi harus diutamakan. "Ada sebuah doktrin taklukkan dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum menaklukkan orang lain. Saya kira itu perlu jadi pertimbangan utama kita semua," ucapnya.
Saat disinggung apakah perlu ada sanksi kepada kepala Kopassus, Tjahjo menilai hal itu pasti akan menjadi pertimbangan Panglima TNI dan KASAD. "Kita tunggu saja bagaimana hasil investigasi tuntas dari Tim Mabes AD," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tawarkan Solusi Bendera Aceh
Redaktur : Tim Redaksi