jpnn.com - JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan Said Abdullah meminta semua manusia membasmi terorisme. Sebab, terorisme menggemborkan paham yang tak sesuai dengan ajaran Tuhan.
"Tempat suci masjid Nabawi di Madinah dan dua kota lain di Arab Saudi yakni, Jeddah, dan Katif sudah menjadi sasaran aksi teror di bulan suci Ramadan yang diberkahi. Sungguh sulit untuk diterima akal sehat, mengapa tempat suci umat Islam pun tak luput dari aksi keji ini,” ujar Said, Selasa (5/7).
BACA JUGA: Prajurit TNI Siap Amankan Hari Raya Idul Fitri
Menurutnya, aksi teror menjelang berakhirnya Ramadan meneguhkan pandangan bahwa terorisme adalah musuh agama dan kemanusiaan. Untuk itu, kerja sama internasional yang solid dalam memerangi kejahatan global itu sangat diperlukan. “Aksi teroris ini musuh dunia, termasuk aksi bom bunuh diri di Mapolres Solo,” tuturnya.
Melihat masifnya aksi teror, hal itu bukan lagi menjadi urusan negara. Tetapi harus menjadi keprihatinan dunia. Karenanya, harus ada gerakan nyata dan sudah tidak cukup hanya dengan kutukan demi kutukan.
BACA JUGA: FPI Laksanakan Takbiran Keliling, Kapolda Tegaskan Ini
“Teror demi teror sebagai sebuah gerakan kekerasan telah terjadi di mana-mana dan menjadi gejala di setiap negara baik negara maju seperti Prancis, Belgia atau negara berkembang di Timur Tengah bahkan di negeri kita sendiri sebagaimana aksi teror di Mapolres Solo,” tuturnya.
Dia menegaskan, aksi teror di suatu negara bahkan sampai tempat suci seperti Madinah sungguh menyayat kemanusiaan masyarakat dunia. Aksi teror harus dilawan tapi tidak cukup jika kekerasan dibalas dengan kekerasan karena hasilnya tiada berujung.
BACA JUGA: Ayo, Jangan Pesimistis Perangi Terorisme
Untuk itu, pendekatan keadilan politik dan ekonomi harus menjadi salah satu cara menjadi tempat membasmi aksi terorisme. Dia menjelaskan, teror demi teror melanda Bangladesh, Irak, Pakistan dan Saudi Arabia terjadi karena negara-negara itu gagal mengelola keberagaman.
Perbedaan isme dalam agama, ketidakadilan ekonomi, problem politik yang jauh dari selesai akan menjadi ladang subur aksi teror. “Khusus di Saudi yang setiap ada perbedaan isme/mazhab agama langsung ditumpas,” terangnya.
Said menjelaskan, terorisme adalah ancaman transnasional. Kondisi ini wabah dunia sehingga cara menumpas harus sampai ke akar-akarnya. Cara yang ditempuh bisa dengan menghadirkan negara serta menciptakan keadilan ekonomi dan politik seraya memulai dibukanya keberagaman.
Politikus asal Sumenep Madura ini menyakini, aksi terorisme menggunakan agama hanya sebagai kendaraan.
Padahal masyarakat dunia percaya bahwa agama apa pun tidak mengajarkan kekerasan. “Ujung dari semua ini adalah ketidakadilan politik, ekonimi dan mampetnya keberagaman,” ujarnya.
Untuk itu, Said menyarankan agar nilai Pancasila dimasukan dalam piagam PBB sebagai solusi mengatasi konflik yang terjadi saat ini. Hal ini pernah ditawarkan oleh Presiden Soekarno dalam pidatonya di forum PBB.
“Bung Karno menawarkan ideologi Pancasila kepada dunia dan niscaya bisa membangun dunia baru yang damai dan penuh persaudaraan,” pungkasnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Solo Berduka, Ini Permintaan Menteri Yuddy
Redaktur : Tim Redaksi