Tak Dibelikan Motor, Pelajar Gantung Diri

Selasa, 18 Februari 2014 – 04:11 WIB

jpnn.com - SOE - Hanya gara-gara tidak dibelikan motor, Viktor Aris Tefa, 18, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Siswa Kelas XII SMA Efata SoE, jurusan IPS itu, mengakhiri hidupnya dengan cara menggantungkan diri pada pohon asam setinggi kurang lebih 4,85 meter. 

Kejadian yang sempat menggegerkan warga Desa Oehela, Kecamatan Batu Putih, tersebut, terjadi pada Minggu (16/2), di depan rumah Titus Lopo, warga setempat. Jasad korban baru ditemukan Titus sekira pukul 05.30 Wita, Senin (17/2), ketika dirinya keluar dari rumahnya. 

BACA JUGA: Dua Tewas, Massa Bakar Truk

Titus mengaku kaget tak karuan, saat melihat Viktor tewas menggantung di pohon depan rumahnya. "Beta keluar rumah terus melihat ke atas, ternyata dia sudah tagantung di atas pohon. Saya langsung pergi ke keluarganya dan Kepala Desa," ujar Titus.

Kabar tersebut lalu diteruskan kepala desa setempat ke Polsek Batu Putih, dan kepada tim identifikasi Polres TTS. Saat mendapat laporan tersebut, Kasat Reskrim Polres TTS, AKP Donny Dunggio, bersama Kaur Identifikasi, Aipda Laurens Jehau dan Bripda Polce Thaiboko, langsung menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). 

BACA JUGA: Tiga Hari Hilang, Ditemukan Tinggal Kerangka

Tentu saja keluarga korban histeris mengetahui Viktor tewas dengan tak wajar. Ibu korban, Baceba Luinokas yang ditemui di TKP mengatakan, pada Minggu, (16/2) malam, dia bersama korban terlibat pertengkaran mulut. 

Masalahnya, kata Baceba, korban minta dikreditkan motor baru lagi, setelah motor Honda Revo milik korban yang baru dikredit Oktober tahun lalu, hilang. 

BACA JUGA: Suami Gerebek Istri Bersama Pria Lain

"Karena dia punya motor hilang, jadi dia minta motor baru lai. Apalagi kami baru jual sapi, jadi dia minta uang itu dibelikan motor baru lai. Tapi ayah tidak mau, jadi kami batengkar mulut. Mungkin dia marah terus  gantung diri begini," beber Baceba. 

Elfiana Seko dan Foni Lawai, dua teman sekelas korban, menuturkan, sejak motor korban hilang, Viktor menjadi sosok yang pendiam dan sering termenung seorang diri. Padahal, sebelumnya dia dikenal sebagai orang yang periang dan semangat. "Kami tanya kenapa dia berubah, dia bilang, dia pikiran karena motornya hilang," kata Elfiana. 

Viktor meninggalkan surat wasiat yang ditulis dalam bahasa dawan, yang bunyinya kira-kira seperti ini, "saya mati karena perbuatan bapak dan mama di dalam rumah. Saya nanti datang jemput Friden (adik) tanggal 14 bulan April. Biar kami mati semua, kalau tidak, saya tidak mau. Joni-Baceba (ayah-ibu) karena kalian punya perbuatan, sehingga saya mati". (mg-14/rsy/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maling Kotak Amal Ditangkap di Pasar Indrasari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler