MAKASSAR - Nasir Dg Narang, korban salah tangkap oknum aparat Polsek Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) meninggal dunia di RS Bhayangkara, Sabtu, 15 Juni sekira pukul 17.00 Wita. Warga Desa Barammamase, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Takalar ini meninggal dengan beberapa luka di tubuhnya.
Dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara sejak tanggal 12 Juni lalu. Ayah korban salah tangkap, Saruddin Daeng Nai mengatakan, anaknya sudah sakit sejak tanggal 8 Juni. Tapi, tidak diperhatikan pihak kepolisian. Pihak kepolisian memperhatikan setelah korban dirujuk 11 Juni, lalu di Puskesmas terdekat.
Rujukan ke puskesmas terdekat itu pun sambung dia atas desakan keluarga. "Pihak Polsekta Bontonompo terkesan cuek dengan keadaan yang dialami anak saya. Kalau saat itu tidak didesak keluarga mungkin anak saya meninggal di dalam sel," katanya saat bertandang ke Redaksi FAJAR (JPNN Group), Sabtu (15/6) malam.
Ditambahkannya, diduga sakit yang dideritan anaknya itu akibat pemukulan yang dilakukan oknum Polsek Bontonompo saat menangkap korban. Pemukulan itu membuat Nasir merasa tertekan. Kondisi kejiwaannya pun menurun. Pasalnya, saat ditangkap, Nasir, sama sekali merasa tidak pernah melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan.
Karena itu, sambungnya, pemukulan itu membuat psikologisnya terganggu dan depresi. "Memang tidak meninggal akibat pukulan tersebut. Tapi, dampak dari salah tangkap tersebut membuat anak saya stres karena merasa tidak bersalah. Hal itulah yang membuat anak saya meninggal,"pungkasnya. (wan/abg)
Dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara sejak tanggal 12 Juni lalu. Ayah korban salah tangkap, Saruddin Daeng Nai mengatakan, anaknya sudah sakit sejak tanggal 8 Juni. Tapi, tidak diperhatikan pihak kepolisian. Pihak kepolisian memperhatikan setelah korban dirujuk 11 Juni, lalu di Puskesmas terdekat.
Rujukan ke puskesmas terdekat itu pun sambung dia atas desakan keluarga. "Pihak Polsekta Bontonompo terkesan cuek dengan keadaan yang dialami anak saya. Kalau saat itu tidak didesak keluarga mungkin anak saya meninggal di dalam sel," katanya saat bertandang ke Redaksi FAJAR (JPNN Group), Sabtu (15/6) malam.
Ditambahkannya, diduga sakit yang dideritan anaknya itu akibat pemukulan yang dilakukan oknum Polsek Bontonompo saat menangkap korban. Pemukulan itu membuat Nasir merasa tertekan. Kondisi kejiwaannya pun menurun. Pasalnya, saat ditangkap, Nasir, sama sekali merasa tidak pernah melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan.
Karena itu, sambungnya, pemukulan itu membuat psikologisnya terganggu dan depresi. "Memang tidak meninggal akibat pukulan tersebut. Tapi, dampak dari salah tangkap tersebut membuat anak saya stres karena merasa tidak bersalah. Hal itulah yang membuat anak saya meninggal,"pungkasnya. (wan/abg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendadak Tanah Satu Dusun Terbelah
Redaktur : Tim Redaksi