jpnn.com - JAKARTA - Fakta memprihatinkan terungkap dari pemeringkatan literasi internasional, Most Literate Nations in the World, yang diterbitkan Central Connecticut State University, Maret.
Tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia sangat ketinggalan. Indonesia berada di urutan ke-60 dari total 61 negara.
BACA JUGA: Perbandingan Persentase Dana Pendidikan di 34 Provinsi
"Indonesia hanya lebih baik dari Botswana. Ini kan tidak enak didengar,’’ kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, setelah rapat pembahasan RUU tentang Sistem Perbukuan di Komisi X DPR kemarin (12/4).
Posisi paling atas diduduki Finlandia, kemudian disusul Norwegia, Islandia, Denmark, Swedia, dan Swiss. Sementara jika hasil pemeringkatan itu dikupas khusus faktor keberadaan perpustakaan atau infrastruktur literasi, posisi Indonesia naik di urutan ke 36.
BACA JUGA: Waduh, Alokasi Dana Pendidikan di Daerah Tak Sesuai Amanat
Indonesia mengungguli Korea Selatan di urutan 42, Malaysia (44), Jerman (47), Belanda (53), dan Singapura (59). ’’Ini artinya Indonesia rajin membangun proyek perpustakaan. Tetapi tidak difungsikan dengan optimal,’’ tutur lulusan UGM Jogjakarta itu.
Anies berharap melalui melalui gerakan literasi yang digenjot Kemendikbud, minat dan daya baca di Indonesia tumbuh subur. Caranya melalui pembiasaan membaca di awal jam sekolah selama 15 menis. Selain itu juga gerakan literasi yang dilakukan oleh komunitas-komunitas pendidikan masyarakat.
BACA JUGA: Ternyata, Masalah UNBK Terbanyak di Surabaya
Dalam jangka panjang Anies berharap perpustakaan tidak hanya menyebar, tetapi juga semakin ramai dikunjungi orang-orang candu membaca. (wan/agm/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampus IAIN Panas, Motor Satpam Nyaris Dibakar Mahasiswa
Redaktur : Tim Redaksi