jpnn.com - JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung Prabowo Subiano-Hatta Rajasa saat pemilu presiden (pilpres) lalu dikabarkan bakal menyeberang untuk mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Namun, jika benar PAN meninggalkan Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo-Hatta di pilpres maka hal itu dinilai sebagai langkah yang tak etis.
Menurut pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Idil Akbar, sangat tidak etis jika benar PAN memilih bergabung ke kubu Jokowi-JK. "Dalam kacamata etika politik jelas ini sangat tidak etis dan akan melukai anggota Koalisi Merah Putih lainnya," kata Idil dihubungi wartawan, Rabu (20/8).
BACA JUGA: Senator Bali Prediksikan MK Bakal Tolak Gugatan Prabowo-Hatta
Idil mengatakan, tidak etis bagi PAN karena ketua umumnya, Hatta Rajasa sudah diberi kesempatan untuk mendampingi Prabowo di pilpres. Selain itu, mitra koalisi PAN di Koalisi Merah Putih juga sudah bekerjasama demi memenangkan Prabowo-Hatta.
"Lebih-lebih Ketum PAN (Hatta, red) yang diberi kesempatan mendampingi Prabowo sebagai cawapres. PAN hanya akan membuat rakyat khususnya para pemilih Prabowo menjadi tidak simpatik dan akan sangat mungkin tidak akan dipercaya lagi nantinya," jelas Idil.
BACA JUGA: Jokowi Diminta Dalami Ideologi Negara
Meski demikian Idil juga mengakui bahwa kubu Jokowi-JK memang tetap memerlukan dukungan dari sebagian partai anggota Koalisi Merah Putih. Sebab, hal itu demi menjaga pemerintahan Jokowi-JK selama lima tahun mendatang.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Di MK Hampir Tuntas, Kubu Prabowo-Hatta Bakal Lanjut ke PTUN
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalau Tak Ada Rincian Formasi, Bagaimana Bisa Melamar?
Redaktur : Tim Redaksi