"Dari Muhammadiyah tidak akan ada yang datang dalam sidang Isbat nanti malam," kata Sekretaris DPP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti saat dihubungi wartawan, Sabtu, (18/8).
Abdul menuturkan, Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal menggunakan metode hisab. Sedangkan pemerintah menggunakan metode rukyat. Muhammadiyah sendiri sudah memastikan bahwa tanggal 1 Syawal 1433 H atau hari raya Idul Fitri jatuh pada hari Minggu besok (19/8). "Alasannya sudah jelas, karena ada perbedaan manhaj (metode) antara Muhammadiyah dengan pemerintah," ujarnya.
Menteri Agama, Suryadharma Ali yang ditemui sebelum sidang isbat menyesalkan ketidakhadiran Muhammadiyah. ia mengatakan, semestinya Muhammadiyah tetap menghadiri sidang isbat dan menghormati perbedaan yang ada.
"Sangat disesalkan ya, sebetulnya perbedaan, persamaan, itu harus sama-sama kita hormati. Tetapi ditengah perbedaan, ada yg paling utama yaitu persatuan. Persatuan kebersamaan, jadi kehadiran siapapun, ditengah perbedaan itu penting dari aspek persamaan," papar Suryadharma di kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Ketua Umum PPP itu pun berharap agar Muhammadiyah bisa ikut berkontribusi dalam sidang isbat berikutnya. Organisasi masyarakat (ormas) pimpinan Din Syamsuddin itu diharapkan bisa hadir dalam sidang isbat tahun depan. "Kalau pada tahun ini tidak hadir, ya tahun depan diusahakan hadir," ujar Suryadharma.
Sidang isbat penetapan 1 Syawal 1433 H dipimpin langsung oleh Suryadharma. Sidang ini dihadiri oleh perwakilan berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam, BMKG dan laboratorium Boscha. (cha/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Rampung, Seleksi CPNS Siap Digelar
Redaktur : Tim Redaksi