Tak Hanya Kawasan Tambang, Grup MIND ID Dukung Perkembangan Kota

Kamis, 11 Januari 2024 – 19:28 WIB
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf menyatakan BUMN Holding Industri Pertambangan tak hanya berfokus pada kawasan pertambangan. Foto: dok MIND ID

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf menyatakan BUMN Holding Industri Pertambangan tak hanya berfokus pada kawasan pertambangan. 

Heri menyebut melalui berbagai program, MIND ID juga mendukung perkembangan kota.

BACA JUGA: Grup MIND ID Terus Mengatasi Kelangkaan Pangan di Wilayah Operasional

MIND ID selalu mengedepankan kebermanfaatan untuk masyarakat sekitar wilayah pertambangan, sehingga akan memberikan kemakmuran dan kemajuan,” kata Heri seperti dikutip, Kamis (11/1).

Menurut Heri, upaya itu sejalan dengan pilar sustainability yang meliputi lingkungan dan perubahan iklim, smart operasional dan tata layanan produk, insan MIND ID, kemasyarakatan, pengembangan ekonomi, dan tata kelola. 

BACA JUGA: Ini Target Produksi Anggota Grup MIND ID pada 2024, Mantap!

Pilar sustainability adalah enabler untuk mewujudkan aspirasi MIND ID menjadi perusahaan kelas dunia.

Anggota Grup MIND ID PT Timah Tbk memiliki kawasan konservasi Hutan Kota Muntok. 

BACA JUGA: Cara MIND ID Mendukung Pemerintah Mencapai NZE 2060

Area konservasi keanekaragaman hayati seluas 5,65 Ha ini akan dikembangkan secara bertahap.

"Untuk melindungi keanekaragaman hayati di hutan kota, PT Timah Tbk memiliki program The Urban Forest in Muntok (Test Imun)," kata Heri.

Melihat data hingga Juni 2023, Hutan Kota Muntok dihuni sekitar 25 jenis flora dan 21 jenis fauna.

Website Red List IUCN mencatat dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya dikategorikan berisiko rendah (Least Concern/Risiko Rendah (LC)), yakni laban (Vitex pinnata), medang (Litsea elliptica), pelempang (Adinandra dumosa), dan jambu hutan (Barringtonia lanceolata). 

Ada juga tanaman yang masuk dalam kategori kritis (Critically Endagered/Kritis (CR)), yaitu gaharu (Aquilaria malaccensis).

Adapun untuk jenis fauna di Hutan Kota Muntok yang termasuk kategori beresiko LC adalah burung madu kelapa, burung madu sriganti, elang bondol, cekakak sungai, kareo padi, kekep babi, pelatuk merah, dan bajing kelapa. Sementara fauna yang masuk kategori NT (Near Threatened/Hampir Terancam) yaitu kadalan saweh (Phaenicophaeus sumatranus).

Anggota Grup MIND ID lainnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), juga melalukan penghijauan kota.

Melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia bersama dengan Kelurahan Duren Sawit, PT Antam Tbk merevitalisasi kawasan unggulan Taman Interaksi.

Melalui program ini, perusahaan berupaya melakukan dekarbonisasi di wilayah perkotaan, sehingga dapat memberikan sentuhan wisata edukasi organic edutourism. 

"Dengan demikian, akan tercipta ruang hijau untuk mendukung program penataan kawasan berbasis kewilayahan," ungkap Heri.

Dia mencontohkan upaya dekarbonisasi Taman Interaksi bisa menjadi sarana edukasi, pendidikan, dan interaksi sosial warga. 

Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan yang melaksanakan TJSL, terutama di bidang pemberdayaan masyarakat.

Sejalan dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDRT) Wilayah Perencanaan DKI Jakarta, PT Antam Tbk akan mendukung penataan kawasan berbasis kewilayahan dengan konsep hijau. Hal itu dilakukan melalui pengembangan urban farming dan penambahan infrastruktur publik.

Dukungan perkembangan kota juga dilakukan PT Bukit Asam Tbk. yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Muara Enim senak 2016, PT Bukit Asam Tbk telah mencanangkan program Tanjung Enim Kota Wisata.

Program ini bertujuan agar Tanjung Enim yang merupakan kawasan tambang batu bara dapat menjadi destinasi wisata dan mandiri di masa mendatang. 

Berbagai pembangunan sarana dan infrastruktur untuk pengembangan pariwisata telah dimulai, di antaranya pembangunan Museum Batu Bara, Pusat Kuliner, Taman Sriwijaya, Mini Zoo & Jogging Track Tanjung Enim, hingga Plaza Saringan dengan ikon Tombak Kujur yang merupakan senjata pusaka peninggalan leluhur Dusun Tanjung Enim.

Selain itu, Grup MIND ID PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) melakukan perluasan pelabuhan dan menjadikan Kuala Tanjung sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Pulau Sumatera.

Sebagai anchor industri di Kuala Tanjung, PT Inalum mendukung perkembangan wilayah tersebut.

Kawasan ini menjadi salah satu kawasan industri dan pelabuhan besar, sehingga transportasi kapal tidak hanya berpusat di Tanjung Priok saja. 

Selain itu, PT Inalum juga memiliki beberapa proyek pengembangan yang nantinya akan mendukung Kuala Tanjung menjadi kawasan industri yang besar.

Perusahaan memiliki beberapa proyek pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium dari yang awalnya 250 ribu ton per tahun menjadi 500 ribu ton per tahun. 

Hal ini akan menjadikan Kuala Tanjung sebagai kawasan industri yang sangat besar.

Adapun Grup MIND ID PT Freeport Indonesia (PTFI) juga telah mendukung perkembangan kota dengan menjadikan Kuala Kencana sebagai kota modern pertama di tengah Hutan Tropis Papua. Kota ini didirikan untuk mendukung operasional perusahaan serta mendukung perkembangan kota Timika dengan konsep Kota Berwawasan Lingkungan.

Kota Kuala Kencana didirikan PTFI pada 5 Desember 1995. Kota tersebut dibangun di area seluas 17.078 hektar di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Kehadiran Kuala Kencana memberikan nuasa yang berbeda bagi warga Mimika. Pengunjung akan disuguhi suasana alam yang terjaga rapi tanpa kabel-kabel dan tiang listrik yang malang melintang karena telah tertanam rapi di bawah tanah.

Pada bagian kiri-kanan jalan, tampak pepohonan yang menjadi bagian asli dari hutan tropis. Flora dan fauna pun dijaga sebagai aset kota yang berharga. Berbagai keragaman hayati ini dijaga oleh warga sekitar dan diawasi dengan ketat oleh petugas khusus.

Selain itu, kawasan kota ini dikelilingi gedung perkantoran, fasilitas umum dan sosial, serta tempat ibadah di pusat kota. Sebuah patung rancangan Nyoman Nuarta yang menjadi ikon Kota Kuala Kencana berdiri kokoh di tengah kota.

"PTFI membangun kota modern Kuala Kencana dengan menjaga kelestarian alamnya. Nantinya, kota ini akan diserahkan kembali kepada pemerintah Indonesia pada masa pascatambang," pungkas Heri.(mcr10/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler