Tak Harus Aklamasi, tetapi Ketum Golkar Wajib Penuhi Kriteria PDLT

Jumat, 15 November 2019 – 12:46 WIB
Mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tanjung (batik cokelat di tengah) saat menerima kedatangan berbagai LSM dari kalangan muda di rumahnya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/5). Foto: M Kusdharmadi/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus senior Partai Golkar Akbar Tanjung meminta pemilihan ketua umum parpolnya mengacu pada mekanisme dalam musyawarah nasional (munas) yang akan digelar pada Desember mendatang. Yang penting, siapa pun ketua umum Golkar memenuhi syarat prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela (PDLT).

"Kalau masalah pemilihan (ketua umum), biarlah serahkan pada mekanisme dalam munas," kata Akbar di sela Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Jakarta, Kamis (14/11).

BACA JUGA: Khawatir Golkar Bakal Pecah Lagi, Bamsoet Tolak Pemilihan Ketum Secara Aklamasi

Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar itu mengatakan, jika mayoritas DPD I dan DPD II sebagai pemilik suara menghendaki aklamasi, pimpinan munas bisa menawarkan opsi pemilihan ketua umum tanpa voting. Namun, katanya, setiap kader Golkar yang memenuhi syarat PDLT punya hak untuk menjadi calon ketua umum.

"Dalam perspektif saya, kader Golkar yang telah memenuhi kriteria, pedoman, dan patokan tergantung pada prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela," katanya.

BACA JUGA: Ical Lebih Sreg jika Ketua Umum Golkar Terpilih Tanpa Voting

Akbar menegaskan, PDLT menjadi salah satu tolok ukur untuk melihat apakah seorang kader pantas dan tepat menjadi ketua umum Partai Golkar. "PDLT yang patut dijadikan pedoman dan menentukan posisi-posisi penting dalam partai untuk diduduki oleh para kader," kata mantan ketua umum Golkar itu.

Namun, Akbar enggan menyebutkan sosok kader yang didukungnya untuk menjadi calon ketua umum Golkar periode mendatang. Alasannya, Dewan Kehormatan Partai Golkar tidak punya hak memberikan suara di munas.

"Kami kan Dewan Kehormatan tidak punya hak suara. Kalau kami punya hak suara, tentu saya tentukan pilihan, akan tetapi masih terlalu dini," jawab Akbar.

Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengajak seluruh kader dan pimpinan parpolnya mengedepankan musyawarah mufakat pada munas mendatang. Airlangga mengharapkan pemilihan ketua umum Golkar juga bisa melalui musyawarah.

Menurut Airlangga, memilih ketua umum tanpa proses voting bukan hal baru bagi Golkar. Contohnya adalah ketika Aburizal Bakrie kembali terpilih menjadi ketua umum pada Munas Golkar 2014.

Airlangga pun terpilih menjadi ketua umum secara aklamasi pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar 2017. “Jadi, Golkar sudah melaksanakan itu," kata Airlangga di hadapan peserta rapimnas.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler