BACA JUGA: Penyanderaaan Kapal Berakhir setelah Bayar Uang Tebusan
Namun, adik ipar mantan PM Thaksin Shinawatra tersebut bersikeras bertahan
BACA JUGA: Ilmuwan Temukan Planet Terpanas
Apalagi, imbuh dia, di jumpa pers di Bangkok kemarin, ada tiga agenda penting yang harus dilaksanakan
BACA JUGA: Obama-McCian, Saling Melucu dan Saling Memuji
Somchai juga menjelaskan, keputusan bertahan itu diambil demi kepentingan negaraSebab, mundur atau tidaknya dia sebagai kepala pemerintahan akan sangat bergantung pada kepentingan nasional, bukan kepentingan satu atau dua pihak sajaKarena itu, dia mengaku kecewa dengan sindiran Anupong yang disebutnya sebagai opini pribadi."Sebagai PM, saya mewakili sebuah pemerintahan yang dibentuk secara demokratisKarena itu, saya wajib mendengarkan opini dari seluruh sektor yang ada sebelum mengambil keputusan," urainya yang menanggapi komentar AnupongKamis (16/10) pimpinan tertinggi AD Thailand itu memang menyarankan Somchai segera mundur untuk mempertanggungjawabkan kebijakannya yang berbuah konflik
Sementara itu, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) kembali menggalang kekuatan masyarakat guna melancarkan protesMengusung buku dan CD berisi foto-foto bentrok Oktober Kelabu, PAD dan para pendukungnya menduduki Bangkok"Kebenaran akan mengungkap bahwa pemerintah tidak memiliki hak untuk memimpin negara," papar pimpinan PAD Somsak Kosaisuk.
Dia menambahkan, pemerintahan Somchai sudah menganggap PAD dan rakyat sebagai musuh"Karena itu, mereka memerintah polisi membunuh para pengunjuk rasa pada peristiwa 7 Oktober itu," lanjutnya
Untuk menunjukkan simpati dan duka mereka atas kematian dua warga sipil dalam insiden 7 Oktober tersebut, para pendemo mengenakan pakaian serbahitamSebagian di antara mereka juga memakai pakaian kuning sebagai wujud kesetiaan pada raja.(AP/AFP/hep/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Ampun Bagi Pedagang Manusia
Redaktur : Tim Redaksi