"Sejak April lalu, penjualan kita menurun sekitar 80 persen. Soalnya mereka carinya premium," ungkap Andi, petugas SPBU di kawasan Pondok Indah, Jumat (1/6).
Senada itu, Santy, petugas SPBU di kawasan Fatmawati mengeluhkan menurunnya pengunjung hingga 90 persen. "Pertamina tidak membolehkan menjual premium lagi. Kita disini jualnya bahan bakar non subsidi," ucapnya.
Meski begitu keduanya optimis nantinya masyarakat akan terbiasa menggunakan bahan bakar non subsidi. Apalagi pengurangan bbm subsidi akan dilakukan menyeluruh walaupun bertahap.
Dari pantauan JPNN, banyak pengendara motor maupun mobil yang putar haluan ketika tahu di dua SPBU tersebut tidak jual premium lagi. Mereka malah mencari SPBU yang menjual bahan bakar subsidi.
"Wah, kalau pakai pertamax uang 10 ribu hanya dapat satu liter saja. Kalau premium kan bisa dua liter lebih," ujar Andi, pengendara motor sambil berlalu.
Pemandangan berbeda terjadi di SPBU Cinere dan Karang Tengah. Kedua SPBU ini masih menjual premium. Alhasil, dua lokasi tersebut ramai pembeli. Anehnya mobil mewah jenis Alphard dan Camry pilih premium ketimbang pertamax.
"Bagaimana lagi pak, kita tidak bisa menolaknya. Kecuali kalau tidak ada premium otomatis mereka harus beli itu," ujar Didin, salah satu petugas SPBU di kawasan Karang Tengah. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPPU Denda ke Wilmar Rp 25 M
Redaktur : Tim Redaksi