WARUDOYONG - Sebanyak 618 penghuni lapas dan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nyomplong, Kota Sukabumi menggunakan hak suaranya di dua tempat pemungutan suara (TPS) yakni TPS 18 dan 17 di Lapas Kelas IIB Nyomplong.
Tercatat jumlah pemilih untuk pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi sebanyak 93 warga binaan dan pemilih gubernur 511 warga binaan dan sisanya tahanan yang sudah bebas dan tahanan yang dipindah ke lapas lain.
Meskipun para napi mengaku tidak mengenal para calon walikota dan gubernur yang kini tengah bertarung untuk memimpin Kota Sukabumi dan Jawa Barat, mereka terlihat antusias mengunakan hak pilihnya.
"Mereka hanya mengenal sebagian calon yang populer di televisi dan yang pernah kunjungi Lapas saja," ungkap Kalapas Nyomplong Kota Sukabumi M Latif Kepada Radar Sukabumi (Grup JPNN), kemarin.
Latif menjelaskan pihaknya memberi kesempatan seluruh warga binaan untuk menyalurkan hak pilihnya mulai pukul 07.00 WIB sampai Selesai, sejumlah warga binaan juga diberbantukan dalam mengatur kelancaran pencoblosan. Seperti pengumpulan undangan pemilih dan mengatur antrean pemilih. Sistem pemilihan di Lapas diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Untuk mempermudah pencoblosan sementara ruang terbatas, para warga binaan dibatasi dan diatur agar tetap tertib saat melakukan pencoblosan di TPS. "Pelaksanaan sejauh ini lancar dan tertib. Untuk memudahkan pendataan, penghuni lapas dibatasi lima orang sekali nyoblos sehingga tertib dan antre," katanya.
Pelaksanaan pencoblosan di Lapas tidak menganggu aktivitas warga binaan. Usai memilih warga binaan kembali masuk ke dalam ruang tahanan, lalu makan siang dan salat Zuhur. Pemilihan di Lapas juga dihadiri sejumlah saksi-saksi dari semua calon dan angggota Panwaslu setempat.
Sementara itu Ujang (23), narapidana kasus narkoba, menggunakan hak pilihnya di Lapas mengharapkan pemimpin ke depan lebih baik dan lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat kecil.
"Saya tetap milih meski tidak kenal dengan calonnya. Saya berharap pemimpinnya bisa memperhatikan kesejahteraan masyarakat kecil, khususnya di Lapas,"tandasnya.(hnd)
Tercatat jumlah pemilih untuk pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi sebanyak 93 warga binaan dan pemilih gubernur 511 warga binaan dan sisanya tahanan yang sudah bebas dan tahanan yang dipindah ke lapas lain.
Meskipun para napi mengaku tidak mengenal para calon walikota dan gubernur yang kini tengah bertarung untuk memimpin Kota Sukabumi dan Jawa Barat, mereka terlihat antusias mengunakan hak pilihnya.
"Mereka hanya mengenal sebagian calon yang populer di televisi dan yang pernah kunjungi Lapas saja," ungkap Kalapas Nyomplong Kota Sukabumi M Latif Kepada Radar Sukabumi (Grup JPNN), kemarin.
Latif menjelaskan pihaknya memberi kesempatan seluruh warga binaan untuk menyalurkan hak pilihnya mulai pukul 07.00 WIB sampai Selesai, sejumlah warga binaan juga diberbantukan dalam mengatur kelancaran pencoblosan. Seperti pengumpulan undangan pemilih dan mengatur antrean pemilih. Sistem pemilihan di Lapas diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Untuk mempermudah pencoblosan sementara ruang terbatas, para warga binaan dibatasi dan diatur agar tetap tertib saat melakukan pencoblosan di TPS. "Pelaksanaan sejauh ini lancar dan tertib. Untuk memudahkan pendataan, penghuni lapas dibatasi lima orang sekali nyoblos sehingga tertib dan antre," katanya.
Pelaksanaan pencoblosan di Lapas tidak menganggu aktivitas warga binaan. Usai memilih warga binaan kembali masuk ke dalam ruang tahanan, lalu makan siang dan salat Zuhur. Pemilihan di Lapas juga dihadiri sejumlah saksi-saksi dari semua calon dan angggota Panwaslu setempat.
Sementara itu Ujang (23), narapidana kasus narkoba, menggunakan hak pilihnya di Lapas mengharapkan pemimpin ke depan lebih baik dan lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat kecil.
"Saya tetap milih meski tidak kenal dengan calonnya. Saya berharap pemimpinnya bisa memperhatikan kesejahteraan masyarakat kecil, khususnya di Lapas,"tandasnya.(hnd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Menang Sejak Awal
Redaktur : Tim Redaksi