Tak Kendur Diadang Pandemi Covid-19, Karang Taruna Tangsel Aktif Memberdayakan Ekonomi Rakyat

Sabtu, 22 Mei 2021 – 15:15 WIB
Pemuda melalui Karang Taruna Tangsel aktif memberdayakan ekonomi rakyat, meskipun di tengah pandemi Covid-19. Foto: Kemensos.

jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para pemuda di Kota Tangerang Selatan, Banten, mengelola dan mengembangkan berbagai usaha produktif. Para pemuda melalui Karang Taruna mengembangkan berbagai usaha perikanan, udang galah, kerajinan, dan kegiatan sosial lainnya.

Salah satunya adalah Karang Taruna Kelurahan Setu yang tengah giat mengembangkan berbagai usaha produktif, dari perikanan, dan udang galah. Pembina Karang Taruna Setu Syahrul mengatakan usaha ekonomi mampu membantu meringankan sebagian beban hidup masyarakat sekitar.

BACA JUGA: HNW Minta Indonesia Terus Mendukung Kemerdekaan Palestina

Menurutnya, usaha ekonomi kecil ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda setempat dan memanfaatkan lahan yang terbengkalai untuk usaha.

“Keramba yang ada sudah puluhan dengan memanfaatkan lahan sawah yang sudah tidak terpakai, juga danau di belakang kelurahan. Usaha ini melibatkan anak-anak muda yang tidak punya pekerjaan,” katanya dalam siaran pers Kemensos, Sabtu (21/5).

BACA JUGA: Sebelum Ditemukan Tewas, Vito Zakaria Sempat Cekcok dengan Seseorang di Kamar Indekos

Menurutnya, selain memberdayakan pemuda yang masih menganggur, usaha keramba ini juga bisa mempekerjakan pembuat keramba.

“Sesuai dengan motto Karang Taruna Setu, Bang Diki (Bangkit Mandiri di Kaki Sendiri), serta Bang Wira (Pengembangan Wirausaha), Karang Taruna Setu berupaya agar masyarakat bisa survive di masa pandemi,” kata Ketua Karang Taruna Setu Tahun 2021-2025 Ade Aulia.

BACA JUGA: Tindaklanjuti Rekomendasi KPK Soal Bansos, Mensos Risma: Data Ganda Kami ‘Tidurkan’

Menurutnya, usaha Karang Taruna tersebut tidak banyak menghadapi kendala di masa pandemi Covid-19.

Dia menambahkan pada masa pandemi ini, hasil penjualan tidak berpengaruh, tinggal bagaimana berkomunikasi dengan pelanggan bahwa tetap aman meskipun datang langsung ke keramba.

Sekretaris Karang Taruna Setu Didi Sukandi, menambahkan ada alasan tersendiri mengapa pemuda setempat memberdayakan udang galah.

Menurutnya, udang galah dipilih sebagai usaha kreatif karena sedang banyak permintaan di pasaran.

“Serta punya nilai ekonomi yang tinggi,” kata dia. Sejauh ini animo masyarakat sekitar cukup baik.

Karang Taruna menawarkan pelatihan untuk masyarakat, mengangkat semangat dan meyakinkan mereka bahwa hasilnya lumayan.

Menurut Didi, saat ini masyarakat sekitar Setu sudah banyak yang mandiri.

“Awalnya hanya membeli bibit udang untuk dikembangbiakkan, saat ini sudah bisa membibitkan sendiri,” kata Didi.

Selain itu masyarakat Setu punya kegiatan kenclengan untuk membuat keramba makin berkembang, sehingga hasilnya bisa untuk dikonsumsi dan dijual. Usaha karamba juga dikembangkan Karang Taruna Kademangan, meskipun masih berskala lebih kecil.

Ketua Karang Taruna Kelurahan Kademangan Andri mengatakan usaha keramba yang diinisiasi kepengurusannya saat itu baru berjumlah lima kolam dan panen sekali.

“Semoga ke depan bisa terus dikembangkan, termasuk cita-cita membangun taman bacaan masyarakat (TBM),” kata Andri.

Semangat serupa juga berkembang pada Karang Taruna Kelurahan Muncul.

Di sini, pemuda bergiat pada usaha kreatif yaitu kerajinan dari kulit telur yang bisa dibuat hiasan dinding, kaligrafi dan hiasan pelapis botol minuman.

“Karang Taruna sudah berperan aktif membantu pemerintah, terutama pemuda di sekitar muncul,” kata Lurah Muncul, H.Ahmad.

Karang Taruna lain yang memiliki usaha yang produktif yaitu Karang Taruna Kelurahan Bakti Jaya, dengan usaha pengelolaan daging dan telur puyuh, yang dirintis sejak 2015.

"Usaha puyuh ini dimulai dari pola penetasan dan mengembangbiakan, yang awalnya hanya belajar lewat YouTube, lalu mencari peternak lain yang pengalaman," ujar anggota Karang Taruna Bakti Jaya Fajar.

Awalnya, mengelola peternakan hanya berdua saja, tetapi sekarang sudah berlima.

“Sedikit banyak membantu membuka peluang kerja teman-teman di sini,” kata Fajar.

Pemasaran puyuh dilakukan lewat langganan pedagang angkringan dan agen telor di warung atau pasar, dan masyarakat sekitar.

“Kesulitannya saat ini, kandang masih tradisional jadi mudah diserang hama, dan mati mendadak,” kata Fajar.

Untuk omzet penjualan telur masih kecil. Namun, terbantu dari penjualan daging puyuh.

“Harapan saya, usaha ini bisa mendorong pemuda untuk mandiri, bagaimana pemuda bisa membuka peluang kerja, mengembangkan usaha agar makin maju,” pungkasnya. (*/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler