jpnn.com - JAKARTA - Sudah banyak cerita unik tentang jamaah haji yang sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci. Tidak sedikit yang linglung, bingung, tersesat, dan hilang dari rombongan, terutama saat puncak haji, Wukuf di Arafah.
Pengamat penyelenggaraan haji, M.Subarkah mengatakan, memang banyak jamaah yang mengalami "pengalaman rohani". Menurut penulis buku 'Lelaki Buta Melihat Kabah' itu, hal-hal unik di luar nalar terjadi lantaran jamaah tidak konsentrasi.
BACA JUGA: Begini Cara PMI Eratkan Kedekatan dengan Masyarakat
Barkah punya beberapa cerita mengenai peristiwa unik. Suatu saat ada jamaah haji asal Aceh, bernama Tengku Daud, sakit diare, hingga mengalami dehidrasi akut. Saat dibawa ke Pusat Kesehatan BPIH di sana, dia ogah minum. Dokter pun tidak mampu merayunya agar mau minum air yang cukup.
"Dia baru minum setelah diajak bicara dengan bahasa Aceh oleh wartawan TVRI Jose Rizal. kepada Jose ini, Tengku Daud itu mengatakan sedang menunggu anaknya. Jadi, dia itu merasa masih berada di rumahnya di Aceh," cerita Barkah kepada JPNN kemarin (20/9).
BACA JUGA: KPU Pusat dan KPU Kabupaten Perlu Tingkatkan Koordinasi, Ini Alasannya...
Ada juga kisah Nenek Rasidah, asal Tanggamus, Sumsel. Si nenek itu selalu hilang, balik lagi, hilang lagi. "Hilang dua hari, diantar petugas ke hotel, besoknya hilang lagi dua hari, diantar lagi. Itu terjadi berulang-ulang. Si nenek itu malah senyum-senyum, katanya masih nunggu anaknya. Jadi dia tidak merasa sudah berada di Tanah Suci," kata Barkah.
Yang lucu kisah yang dialami seorang jamaah asal Ambon. Dia sempat hilang, lantas ditemukan petugas dan diantar ke hotel. Begitu sampai ke depan pintu hotel, dia mengatakan bukan itu hotelnya. Dia bilang, di depan hotelnya ada pohon sagu.
BACA JUGA: Honorer K2 Non Guru Risau tak Masuk Daftar Pengangkatan CPNS
Oleh petugas haji, yang sudah terbiasa menghadapi kisah-kisah unik, bapak asal Ambon itu dibawa ke pohon kurma yang ada di depan hotel. "Kepada bapak itu, petugas bilang, "Ini kan pohon sagunya? Sudah peluk saja". Bapak itu nurut, memeluk pohon kurma, yang menurutnya itu pohon sagu. Dia merasa masih di rumah yang depannya ada pohon sagu," ujar Barkah lagi.
Barkah mengatakan, peristiwa-peristiwa sejenis seperti dialami nenek Rasidah, Tengku Daud, dan bapak asal Ambon itu memang banyak dialami jamaah yang sudah sepuh. "Yang sepuh-sepuh rawan mengalami disorientasi, merasa masih di rumah. Ini karena mereka kurang konsentrasi. Karena itu, sanak saudara yang di tanah air, sebaiknya selalu mengingatkan pentingnya konsentrasi, pikiran fokus ibadah, jangan ke mana-mana," saran Barkah.
Namun, lanjutnya, kejadian unik tak hanya dialami jamaah berusia lanjut. Dia cerita, pernah ada seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang berlatar belakang sarjana S3, hilang dari rombongan DPD. "Rupanya, dia tidak fokus, pikirannya ada di rumah. Jadi sebaiknya jamaah banyak berdzikir, konsentrasi, fokus beribadah," ujarnya lagi.
Barkah mengingatkan para keluarga di tanah air harus sering mengingatkan jamaah agar menjaga kondisi kesehatan. "Selain konsentrasi ibadah, harus jaga kesehatan, terutama banyak minum. Ini karena pas puncak haji, wukuf di Arafah, Kota Makkah, jutaan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berjubel di sana. Perlu stamina kuat dan konsentrasi," pungkasnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kata Rizal Ramli, Indonesia Harus Begini di Kawasan Asia
Redaktur : Tim Redaksi