JAKARTA - Berbeda dengan Mendikbud M Nuh, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak melakukan inspeksi ujian nasional (UN) ke sekolah-sekolah di ibukota. Gubernur yang biasa disapa Jokowi itu mengaku tak ingin menganggu konsentrasi para siswa yang mengikuti UN.
"Ya, tadi saya nggak ke lapangan, nanti malah ganggu yang ujian. Tapi saya monitor terus, Alhmdulilah sampai sekarang nggak ada masalah," ujar Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/4).
Jokowi berpesan kepada para siswa agar mengerjakan ujian dengan jujur. Ia mengaku tidak memasang target bagi kelulusan para siswa SMA di ibu kota.
Menurutnya, dalam pelaksanaan UN yang terpenting adalah kejujuran bukannya nilai ujian.
"Yang paling penting satu saja lagi, UN dikerjakan dengan jujur. Saya nggak punya target UN dengan kelulusan 100 persen atau berapa persen, jujur," tegas mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Lebih lanjut, Jokowi menilai bahwa UN masih diperlukan dalam mengukur kualitas pendidikan secara nasional. Namun, ia tidak sepakat apabila UN dijadikan indikator untuk mengukur intelejensi siswa.
"Mungkin kalau menurut saya, untuk melihat secara nasional kualifikasi. Tetap kalau dipakai untuk tujuan menentukan kecerdasan, kepintaran, kelulusan, kalau saya kok nggak beda-beda," tandasnya.
Seperti diketahui, hari ini UN siswa SMA dilakukan serentak di 22 provinsi termasuk DKI Jakarta. Sementara siswa di 11 provinsi lainnya belum melaksanakan UN karena keterlambatan pencetakan soal ujian. (dil/jpnn)
"Ya, tadi saya nggak ke lapangan, nanti malah ganggu yang ujian. Tapi saya monitor terus, Alhmdulilah sampai sekarang nggak ada masalah," ujar Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/4).
Jokowi berpesan kepada para siswa agar mengerjakan ujian dengan jujur. Ia mengaku tidak memasang target bagi kelulusan para siswa SMA di ibu kota.
Menurutnya, dalam pelaksanaan UN yang terpenting adalah kejujuran bukannya nilai ujian.
"Yang paling penting satu saja lagi, UN dikerjakan dengan jujur. Saya nggak punya target UN dengan kelulusan 100 persen atau berapa persen, jujur," tegas mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Lebih lanjut, Jokowi menilai bahwa UN masih diperlukan dalam mengukur kualitas pendidikan secara nasional. Namun, ia tidak sepakat apabila UN dijadikan indikator untuk mengukur intelejensi siswa.
"Mungkin kalau menurut saya, untuk melihat secara nasional kualifikasi. Tetap kalau dipakai untuk tujuan menentukan kecerdasan, kepintaran, kelulusan, kalau saya kok nggak beda-beda," tandasnya.
Seperti diketahui, hari ini UN siswa SMA dilakukan serentak di 22 provinsi termasuk DKI Jakarta. Sementara siswa di 11 provinsi lainnya belum melaksanakan UN karena keterlambatan pencetakan soal ujian. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN Rencanakan Bangun Bendungan
Redaktur : Tim Redaksi