WASHINGTON - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Israel semakin panas. Di tengah ketegangan politik Washington dan Tel Aviv, muncul laporan tentang aktivitas Israel yang memata-matai perundingan nuklir AS dan Iran. Pemerintahan Presiden Barack Obama pun berang.
"Bahwa Israel dan AS saling memata-matai adalah satu hal. Dan, itu beda dengan aksi spionase Israel terhadap dokumen rahasia AS, apalagi menggunakannya untuk menekan para legislator AS dan menyepelekan diplomasi AS," kata salah seorang pejabat senior AS yang tidak menyebutkan namanya. Dia menyayangkan aksi Israel yang membuat hubungan dua negara kian berjurang itu.
Selasa (24/3) Israel langsung mengklarifikasi laporan tersebut. Tel Aviv membantah berita yang disebarluaskan harian Wall Street Journal (WSJ) itu. Avigdor Lieberman, menteri luar negeri Israel yang masa jabatannya segera berakhir, menyebut tudingan tersebut tidak benar. "Laporan itu tidak benar. Kami memang punya kepentingan keamanan di sana, tapi kami tidak melakukan yang dituduhkan," ujarnya.
Lebih lanjut, Lieberman menyatakan, sebagai sekutu, Israel tidak memata-matai AS. "Ada terlalu banyak peserta dalam perundingan (nuklir) tersebut, termasuk Iran," katanya beralasan. Karena banyaknya negara yang terlibat dalam dialog nuklir Iran, Israel tidak mungkin nekat memata-matai dan mempertaruhkan hubungan baiknya dengan banyak pihak.
Selama ini, menurut Lieberman, seluruh aktivitas spionase Israel terhadap negara asing selalu dilakukan Mossad. Dan, Mossad tidak pernah memata-matai perundingan nuklir Iran. "Kami mendapatkan laporan dari intelijen lain (tentang perkembangan dialog nuklir Iran), tapi bukan dari AS. Bagi kami, instruksinya sudah baku bahwa Israel tidak memata-matai AS, baik langsung maupun tidak," tegasnya.
Dalam laporannya, WSJ menuliskan, lewat aksi memata-matainya itu, Israel sengaja ingin membuyarkan perundingan yang sedang berlangsung. Caranya, menggalang dukungan dari negara-negara lain berdasar data yang terkumpul tentang dialog penting tersebut untuk menggagalkan lahirnya kesepakatan nuklir antara AS dan Iran.
WSJ menuliskan bahwa Israel tidak hanya melakukan penyadapan dalam aksi spionasenya terhadap AS, tapi juga 'mencuri' dokumen. Mengutip beberapa pejabat AS, baik yang masih menjabat maupun yang sudah lengser, WSJ menyebut adanya aktivitas menempatkan mata-mata dan informan di Eropa. Dengan demikian, Israel bisa 'mengintip' isi dokumen penting hasil perundingan AS dan Iran terkait nuklir.
Yang lebih membuat AS berang, menurut WSJ, adalah aktivitas lanjutan yang Israel lakukan setelah mendapatkan informasi penting tentang nuklir Iran. Yakni, membagikan informasi mentah itu kepada para legislator AS agar mendapatkan dukungan untuk menyetop program nuklir Iran. Apalagi, Israel tahu bahwa kebijakan lunak Obama terhadap Iran membuat para politikus Partai Republik geram. (AFP/BBC/hep/c17/ami/jpnn)
BACA JUGA: Pesawat Jerman Jatuh di Prancis, 148 Penumpang Tak Ada yang Selamat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nekat Bawa Kabur Anak dari RS, Alhamdulillah... Berbuah Manis
Redaktur : Tim Redaksi