Tak Perlu Ikut-ikutan Mengecam Zulhas Terkait Candaan Surah Al-Fatihah

Kamis, 21 Desember 2023 – 19:57 WIB
Zulkifli Hasan alias Zulhas. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Majelis Amanah PB Mathla’ul Anwar Dr H Ali Nurdin menanggapi candaan yang disampaikan Zulkifli Hasan soal ucapan setelah surah Al-Fatihah dan jumlah jari ketika At-Tahiyat.

Menurut Ali, candaan yang disampaikan Zulhas sebetulnya bukan hal baru. Sebelumnya, Ulama ternama Ustaz Abdul Somad juga pernah menyampaikan candaan yang persis sama beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Anggap Zulhas Mengolok-olok Bacaan Salat dan Menista Agama, ART: Proses Hukum

Lalu mengapa kepada UAS, orang tidak banyak bereaksi namun terhadap Zulhas begitu banyak reaksi kecaman?

“Karena Zulhas seorang politisi, sehingga setiap ucapannya rawan untuk dipolitisasi oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan berbeda. UAS karena beliau ulama, candaannya tidak dipolitisasi,” ujarnya.

BACA JUGA: Sebaiknya Zulhas Minta Maaf, Guyonannya soal Amin dalam Salat Sudah Menyangkut SARA

Ali menilai politisasi terhadap Zulhas terlihat dari masifnya penyebaran video candaanya melalui media sosial dan grup-grup di WhatsApp (WA).

“Hal seperti ini bisa membuat kita lupa bahwa di Timur Tengah ada bangsa biadab yang menjajah dan membunuh bangsa lain selama puluhan tahun,” katanya.

BACA JUGA: Ganjar Pastikan KTP Sakti Bakal Satupadukan Seluruh Program Bansos Jokowi

Umat Islam Indonesia, sambung Ali, tidak perlu menghamburkan energinya dengan ikut-ikutan mengecam Zulkifli Hasan karena hanya akan memecah belah ummat.

Oleh karena itu, Ali mengajak untuk berhenti mengecam sesama umat Islam.

"Lebih baik kita kumpulkan sumbangan, atau setidaknya perbanyak doa, agar rakyat Palestina diberikan kekuatan dalam menghadapi genocide oleh Israel," serunya.

Meski begitu, dosen Universitas Mathla’ul Anwar ini tak lupa mengingatkan kepada para tokoh bangsa khususnya para politisi agar lebih berhati-hati lagi dalam tindakan dan tutur kata.

Sebab menjelang pemilu ini setiap perbuatan dan ucapan politisi di publik sangat rawan dipolitisasi akibat perbedaan dukungan dan pilihan politik.(chi/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler