Tak Perlu Malu Opname di Kamar Kelas III

Jumat, 05 Oktober 2012 – 17:41 WIB
JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta masyarakat mengubah mindset terhadap kelas rawat inap rumah sakit. Pasalnya, antara kelas III, II, I, VIP, dan Super VIP, layanan kesehatannya temasuk obat dan peralatannya tetap sama. Sementara yang memebdakan hanya kamarnya saja.

"Ini yang sering menjadi kelemahan masyarakat kita. Selalu memandang kelas III itu tempat yang tidak layak sehingga malu ketika harus dirawat di kelas III. Padahal, obat dan alat kesehatannya sama semua untuk semua kelas maupun VIP," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Prijo Sidipratomo Sp.Rad kepada JPNN, Jumat (5/10).

Sayangnya, kata Prijo, pihak rumah sakit sering menutupi keberadaan kelas III dengan tujuan mengalihkan pasien ke kelas II, I, atau bahkan VIP. "Jarang kan rumah sakit yang bilang kelas III kosong? Jawabannya selalu full. Ini kenapa? Itu trik rumah sakit untuk menaikkan harga obat dan alat kesehatannya. Makanya pasien harus mengeluarkan biaya besar, sedangkan dokter tetap dibayar kecil," tuturnya.

Bahkan, lanjutnya, ketika rumah sakit menerima pasien miskin dan tidak mampu membayar biaya rumah sakit, dokter lah yang dikorbankan. "Bagaimana kita tidak berkorban, pasiennya tidak bisa dipulangkan. Akhirnya, dokter yang mengalah jasanya tidak dibayar. Makanya di rumah sakit yang melayani pasien tidak mampu, sering disubsidi oleh dokter. Kalau rumah sakit, mana mau dia berkorban. Yang ada malah mengambil profit dari pasien," terangnya. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vitamin D Tak Mampu Tangkal Pilek

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler