JAKARTA - Ketua Departemen Kominfo DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menyatakan bahwa hasil survei terakhir Lingkaran Survey Indonesia (LSI) menjadi tolok ukur kondisi internal partai saat ini. Menurut dia, hasil survei tersebut menjadi seperti pendapat publik terhadap Partai Demokrat atas kondisi internal yang tak pernah sepi dari berbagai intrik.
"Saya sudah prediksi bahwa itu akan terjadi. Bisa-bisa itu akan turun terus," ujar Ruhut setelah diskusi di Sekretariat PB PMII, Jakarta, Minggu (5/1).
Karena itu, tutur Ruhut, sejak awal dirinya meminta Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum nonaktif dari jabatan ketua umum. Dalam pandangan Ruhut, Anas bisa mundur sementara untuk kemudian membuktikan bahwa tudingan terhadap dirinya tidak benar.
"Saya tidak mau dia mundur karena dimundurkan (saat jadi tersangka)," terang dia.
Anas, lanjut Ruhut, tampak seperti tersandera. Karenanya, hal tersebut memengaruhi Partai Demokrat. Ruhut juga menilai aksi diam Anas akhirnya hanya memicu sanksi sosial dari publik sehingga mengakibatkan popularitas Demokrat turun.
"Dulu memang saya dukung dia. Tapi, itu persoalan hukum, diam itu apa, itu jadi sanksi sosial," tegas dia.
Ruhut yakin bahwa suara yang meminta Anas mundur juga muncul dari kalangan internal Demokrat lainnya. Hasil survei terakhir LSI seharusnya menjadi tolok ukur bahwa situasi Demokrat berbeda pasca kemenangan di Pemilu 2009.
"Dibilang suara saya minor, suara minor itu internal. Tapi, sekarang ada suara mayor dari publik," terang dia.
Ruhut menambahkan, hingga kini dirinya tetap konsisten menyuarakan permintaan agar Anas nonaktif karena merasa benar. Dia menjelaskan, belum ada pihak internal Demokrat yang menegurnya atas pernyataan tersebut. "Sebab, saya bicara dari hati, nggak ada (yang menegur), kan," katanya. (dyn/bay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Janji Tinggalkan Politik bila Terbukti Korupsi
Redaktur : Tim Redaksi