Tak Pernah Marah, Guru Kesederhanaan

Sabtu, 11 Oktober 2014 – 19:58 WIB
Wakil Presiden Boediono. Foto: JPNN.com

"Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau ku tinggalkan

Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu.."

BACA JUGA: Selalu Bangun Pagi, Sempatkan Minum Kopi

Natalia Laurens, Bogor

SEPENGGAL lagu 'Andaikan Kau Datang' milik Ruth Sahanaya ini mengalun merdu dari seorang biduan cantik di halaman samping Istana Kepresidenan Bogor pada Sabtu, (11/10). Ia bernyanyi di tengah sebuah tenda besar berwarna putih yang berdiri tegak di samping halaman Istana tersebut.

BACA JUGA: Selalu Tidur Seranjang Berdua Sampai Sekarang

Di dalamnya terdapat ratusan pegawai Sekretariat Wakil Presiden yang mendengar dengan mata berkaca-kaca. Lagu itu sebagai bentuk perpisahan dengan Wakil Presiden Boediono bersama keluarga besar Sekretariat Wapres yang diselenggarakan, Sabtu (11/10) hari ini.

Masa jabatan Boediono memang tinggal 9 hari lagi. Maka perpisahan ini pun diselenggarakan dengan persiapan matang. Para pegawai bahkan latihan membawakan Tarian Saman dari Aceh sejak sebulan lalu. Mereka berlatih setelah jam pulang kerja usai.

BACA JUGA: Percaya pada Cinta Pandangan Pertama

Sementara para ibu dari Dharma Wanita Setwapres membawakan lagu-lagu dan puisi untuk Boediono. Diciptakan sebuah lagu khusus untuk Boediono berjudul Negarawan Sejati. Sebagian pegawai lainnya membentuk paduan suara untuk mengisi acara tersebut. Acara perpisahan ini sendiri bertema 'Perjalanan Seorang Guru".

Meski persiapan matang, acara ini tidak terlihat seperti perpisahan formal layaknya para pejabat pada umumnya. Perpisahan dengan Boediono ini lebih mirip perpisahan dengan sosok dalam keluarga. Pasalnya, meski terkenal sebagai pekerja keras, Boediono pun sangat ramah dan mengutamakan kekeluargaan dengan para karyawan yang membantunya.

Para pegawai Setwapres diperbolehkan memboyong keluarga inti untuk ikut dalam acara itu. Pengawasan oleh pasukan pengamanan wapres pun tidak terlalu ketat. Anak-anak para pegawai ini boleh berlarian dan menikmati alam sekitar Istana dengan leluasa.

Makanan untuk karyawan dan keluarga dari semua jajaran menjadi satu di beberapa tenda prasmanan yang disiapkan. Sebuah lapak es krim pun disiapkan untuk anak-anak pegawai. Tak ada sedikit pun perbedaan perlakuan terhadap keluarga pegawai dari golongan atas hingga terbawah.

Mata Boediono pun tampak berkaca-kaca ketika masuk dalam tenda tempat acara digelar. Bersama sang istri, Herawati Boediono ia melambaikan tangan pada seluruh karyawan sambil tersenyum.
Seperti biasa, pasangan suami istri ini selalu berpenampilan sederhana untuk acara-acara non formal.

Boediono memakai kemeja lengan pendek bermotif batik warna biru. Sementara Herawati memakai kemeja lengan panjang berwarna hijau cerah dengan rambut yang dijepit di sisi kiri dan kanan. Hanya riasan tipis yang menghiasi wajahnya.

Senyum keduanya tak lepas melihat persembahan-persembahan acara yang disiapkan para karyawan di Setwapres.
Terutama ketika ditayangkan video kegiatan Boediono dalam kesehariannya.
Di awal video itu ditulis ucapan "
'Maaf durasi video ini tidak akan cukup menggambarkan kenangan indah bersamamu'.

Setelah menyaksikan beberapa suguhan menarik di perpisahan itu, Boediono pun diminta untuk memberikan kesan dan pesannya selama bekerja bersama para pegawai Setwapres RI. Saat memulai sambutannya, Boediono sudah terlihat terharu.

Ia tak menyangka mendapat suguhan acara perpisahan yang meriah dari para pegawainya. Alhasil, Guru Besar di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini pun mengaku kikuk tak tahu harus berkata apa lagi untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Hari ini saya mendapatkan sesuatu yang luar biasa, yang tidak saya sangka. Banyak sekali ungkapan yang tampaknya keluar dari hati tulus. Saya jadi kikuk, untuk menyampaikan sambutan ini karena begitu tulus apa yang anda sampaikan dan anda semua lakukan untuk saya sampai latihan-latihan," ujar Boediono tersipu.

Boediono mengaku sangat tersentuh dengan lagu-lagu dan puisi yang dibawakan oleh para pegawai Setwapres. Berulangkali pria kelahiran Blitar 25 Februari 1943 itu mengucapkan terimakasih dalam sambutannya. Termasuk terimakasih karena para pegawai telah setia mendampinginya bekerja selama 5 tahun ini. Boediono juga meminta maaf jika ada kesalahan selama ia berkarya  sebagai Wapres.

"Satu penghargaan dari hati saya yang tulus pada semua yang telah membantu saya, dalam masa tugas 5 tahun ini. Penghargaan ini tidak bisa saya sampaikan dengan kata. Terimakasih sekali," lirih Boediono

Dalam kesempatan itu, Boediono juga menyanyikan lagu kesukaannya untuk para pegawai Setwapres berjudul 'Island in the Sun'. Lagu ini dinyanyikan bersama Seswapres Mohamad Oemar.

Suasana haru makin menyelimuti acara perpisahan itu ketika, Oemar mengajak para Deputi dan Jubir Wapres Yopie Hidayat menyanyikan beberapa lagu untuk Boediono dan Herawati. Di antaranya Lagu Michael Jackson You're not Alone dan Michael Buble berjudul Home.

"Karena setelah ini akan kembali lagi ke rumah, saya nyanyikan lagu berjudul Home," tutur Yopie.

Belajar Kesederhanaan

Setiap kali bicara tentang Wapres RI Boediono, hampir semua pegawai Setwapres selalu mengungkapkan kata 'sederhana'. Tak ada yang menampik bahwa mantan Gubernur Bank Indonesia itu memang sosok yang sederhana.

Pegawai Deputi Politik Setwapres Doni Widianto mengaku selama bekerja Boediono sangat tekun. Ia tidak pernah marah, tapi selalu bersikap tegas. Tak pernah rewel dalam menjalankan tugasnya.

"Bapak orangnya sederhana. Selalu mengingatkan kami bekerja tekun. Saya belum pernah melihat beliau marah. Biasanya kami mengerti dengan melihat  gesturenya. Tapi tidak pernah marah dengan kata-kata," kata Doni pada JPNN.

Sementara itu, Pegawai Administrasi Setwapres Totok Budi Kurniawan mengaku ketika menjadi Wapres pertama kali divisi yang didatangi Boediono adalah bagian keuangan.

"Beliau pesan berhati-hati mengatur keuangan. Jangan sampai macam-macam. Dia minta kami bekerja jujur," ujar Totok.

Para pegawai ini mengungkapkan bahwa Boediono dan istrinya Herawati sangat ramah dan supel pada pegawai. Mereka juga sesekali mendampingi keduanya berolahraga di Istana Wapres.

"Kalau Bu Herawati suka tenis. Kalau Bapak suka jogging, tenis, sama ping pong. Rajin sekali olahraganya," kata Totok.

Di akhir acara perpisahan ini, para pegawai termasuk paspampres yang biasa mengawal Boediono masih tetap memberikan persembahan lagu untuk sang Wapres.

Mereka menyanyikan lagu The End Of The World yang juga menjadi salah satu favorit Boediono. Semua pun larut dalam rasa haru mendengarkan lagu itu. Tampak beberapa pegawai menitikkan airmata. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ”Jangan Tinggalkan Aku Sendirian Ya”


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler