Percaya pada Cinta Pandangan Pertama

Sabtu, 11 Oktober 2014 – 07:14 WIB
Muin (duduk di kursi roda) dan Murni (baju motif bunga) ketika menghadiri sebuah acara Viva di kantornya. Foto: Tabloid Nyata/JPNN.com

jpnn.com - Bagi Muin, Murni adalah wanita pilihan yang terbaik, hingga akhir nanti. Semua itu dijaganya betul dengan selalu mengingat-ingat bagaimana pertemuan mereka dulu dengan kesan yang begitu mendalam.

”Kita berdua percaya pada cinta pandangan pertama. Sebab begitu lah saya dulu pada Hiem. Saya melihatnya pertama kali dan langsung jatuh cinta lalu berjodoh,” kata Muin.

BACA JUGA: ”Jangan Tinggalkan Aku Sendirian Ya”

Dituturkannya, Murni sejatinya adalah tetangga kakek nenek Muin di Jalan Gembong Sawah. Tepat di seberang jalan atau depan rumah itu lah, Murni tinggal.

Muin yang sering berkunjung ke rumah kakek neneknya usai sekolah, sangat ingat jika pintu rumah keduanya saling berhadapan persis.

BACA JUGA: Bonbin Menyimpan Kenangan Masa Kecil Bersama sang Ayah

”Saya sering melihat istri saya itu di depan rumahnya,” kenang Muin.

Hati Muin makin berdegup kencang ketika suatu hari, ia melihat Hiem berjalan sendirian di Jalan Kapasari, pada 1947. Kala itu Hiem tengah disuruh ibunya menjual berlian untuk ongkos hidup karena ditinggal ayah Hiem yang ditangkap tentara Jepang.

BACA JUGA: Santri Terpaksa Mengaji Diiringi Dangdut Koplo

”Waktu itu saya tak sangsi lagi kalau betul-betul naksir Hiem,” kenangnya.

Namun Muin gusar karena ia tak jua bisa berkenalan dengan pujaan hatinya. Barulah perkenalan keduanya pun terjadi atas jasa teman dari orang tua Murni. ”Namanya lupa siapa,” terang Muin.

Selang dua tahun pacaran, keduanya pun menikah. Mengundang sekitar 200 orang, pesta pernikahan sederhana mereka terjadi di gedung Hok Kian Kong Tik Soe di Jalan Bibis 27 Surabaya. Saat itu, gedung itu termasuk yang terbagus dan terbesar di Surabaya.

Setelah menikah, mereka tinggal di rumah keluarga Muin di Jalan Raya Ketapang. ”Sejak itu kami tak terpisahkan sampai sekarang telah dikaruniai tiga anak, enam cucu dan satu cicit ,” kata Murni.

Memang tak bisa dipungkiri pertengkaran pasti ada di dalam sebuah hubungan suami istri. Namun anehnya, setelah mereka bertengkar ramai sekali pun, tak sampai lima menit keduanya sudah pasti akan baikan kembali.

”Kuncinya kalau ada yang berbuat salah harus saling berani bilang maaf, dan yang satunya tidak boleh mengungkit-ngungkit lagi. Kami juga selalu mengingat untuk saling mencintai. Kalau mungkin dulu kita saling cinta secara fisik tapi sekarang kami cinta karena kasih sayang,” tandasnya. (nyata/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dan Penjual Hewan Kurban yang Satu Ini Pun Bersedih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler