Tak Pernah Menyebut Menag Terlibat

Senin, 06 Agustus 2012 – 16:55 WIB
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar . Foto: Arundono/JPNN
MENGEJUTKAN, sejumlah pemberitaan di media massa Jumat (3/8) melansir Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar menyeret nama Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali ikut bertanggung jawab dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Al Quran di lingkungan Ditjen Bimas Islam.

Nasaruddin mengakui, pemberitaan tersebut dirasakan sangat mengganggu hubungan kerja antara dirinya dengan Menag. Ia pun membantah melontarkan pernyataan seperti dikutip sejumlah media massa.

Dia bersikukuh tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan Suryadharma Ali itu. Nasaruddin pun menggelar konperensi pers, mengklarifikasi pemberitaan yang sempat ramai itu.

Berikut petikan wawancara Nasaruddin dengan beberapa wartawan di Gedung Kementerian Agama (Kemenag) di Jalan MH.Thamrin, Jakarta, Senin (6/8).

Anda merasa tidak pernah mengungkapkan pernyataan seperti yang diberikan oleh media ?


Saya menegaskan, saya sama sekali tidak pernag merasa melempar tanggung jawab kepada Menag. Kalimat running text  yang ditayangkan televisi itu seolah-olah menyatakan Menag harus bertanggung jawab terhadap masalah korupsi Al Quran ini. Maka dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam keyakinan saya, tidak pernah menyatakan pernyataan tersebut. Siapa pun yang terlibat dalam kasus ini harus bertanggung jawab. Itu ada kesalahan di media. Ini yang harus kita luruskan. Maka itu, perlu ini untuk klarifikasi.

Apakah dengan adanya pemberitaan ini hubungan Anda dengan Menag terganggu ?


Sebagai teman lama antara saya dengan beliau tidak pernah ada konflik ataupun masalah. Hal ini bisa dibuktikan dengan kinerja kami selama ini yang berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Di dalam bulan Ramadan ini, semoga Allah SWT melindungi kita semua untuk tidak melakukan kekeliruan, baik di dalam memberi pernyataan maupun mengutip sebuah pernyataan yang berpotensi merugikan orang atau pihak lain. Namun, secara khusus kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh media yang tentunya juga memberikan perhatian khusus bagi Kemenag hingga sekarang ini. 

Kasus korupsi Al Quran ini menjadi sorotan publik. Lalu, bagaimana tanggapan Anda yang juga selaku pihak yang diperiksa oleh KPK?

Ya, dengan adanya pemeriksaan di KPK tentu merupakan pertanggungjawaban Kemenag terhadap masyarakat ini memang sangat memprihatinkan dengan adanya kasus ini. Maka itu, kami berkewajiban untuk memberikan keterangan secara terbuka kepada aparat hukum. Kami pun juga mengimbau kepada siapapun yang terlibat harus bisa bertanggung jawab. Kami pun sampai sekarang ini sangat kooperatif.

Ada berapa pejabat dari pihak Kemenag yang sudah diperika oleh KPK ?

Mengenai itu,  kami tidak bisa mendeteksi. Saya pun tidak tahu mengenai hal itu. Pastinya, yang terlibat tentu sudah dipanggil semuanya dan diperiksa.

Dengan adanya kasus ini tentunya citra Kemenag menjadi buruk di mata masyarakat. Bagaimana upaya Anda dan seluruh pejabat di Kemenag dalam memulihkan citra Kemenag seperti dulu lagi?


Kami tentunya berusaha keras untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Kemenag seperti semula. Istilahnya, beri kesempatan dan percaya kepada kami dan dengan niat tulus bahwa kami ada kesungguhan yang sangat besar untuk memperbaiki lembaga yang cukup besar ini.

Anda melakukan klarifikasi ini, apakah disebabkan karena Menag marah terhadap pemberitaan yang menyudutkan dirinya?

Jadi begini, Pak Menteri dengan saya itu satu almamater, satu organisasi , sudah saling kenal lama  dan bukan baru kenal kemarin sore. Jadi ketika saya membaca running text di televisi,  saya langsung kaget. Kemudian, saya langsung telepon beliau dan menjelaskan bahwa ada missed sedikit di redaksioonal media. Karena saya tidak pernah menyampaikan pernyataan seperti itu. Saya berani bicara seperti ini, karena kita juga punya bukti rekaman bahwa saya tidak pernah bicara seperti itu. Jadi Pak Menteri tidak ada kata marah dalam menanggapi masalah dan persoalan ini. Alhamdulillan, Pak Menteri juga mau mengerti. Sebab itu, saya klarifikasi hal ini semuanya kepada masyarakat.

Lalu, bagaimana hubungan kerja Anda dengan seluruh pejabat di Kemenag?

Hubungan kerja kami semuanya baik-baik saja. Bahkan, dengan masuknya Pak Anggito di lingkungan Kemenag juga turut semakin meningkatkan hubungan kinerja yang baik dengan seluruh pejabat baik di eselon I maupun lainnya. Dengan adanya kasus ini, juga menjadi momentum bagi seluruh pejabat Kemenag untuk melakukan perubahan dan membuktikan kepada masyarakat bahwa Kemenag tidak seburuk yang dibayangkan.

Apakah setelah adanya pemeriksaan dan kemudian penetapan tersangka, ada pejabat Kemenag yang bakal dicopot?


Masalah pencopotan jabatan itu tentu akan dilakukan dengan adanya perhitungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahkan, jika memang ada pejabat yang dicopot tentu akan menjadi bukti keseriusan Kemenag atas semangat yang kita miliki untuk mendapatkan yang terbaik dan mendukung aparat hukum. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manajemen Anggaran Harus Dirombak Total

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler