Tak Puas Dapat Perak di Palu, Pelajar Ini Kini Berebut Kesempatan Raih Emas di Korsel

Kamis, 28 Mei 2015 – 01:02 WIB
Tak Puas Dapat Perak di Palu, Pelajar Ini Kini Berebut Kesempatan Raih Emas di Korsel. Foto Kaltim Post/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com SAMARINDA -- Bakuh Danang Setyo, pelajar di kelas 8 SMP 2 Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) patut mendapatkan apresiasi.

Meski hanya mendapatkan medali perak pada Olimpiade Sains Nasional 2015 (OSN) di Palu, Sulawesi Tengah pada 19-20 Mei 2015 lalu, namun dia termasuk yang berprestasi dari sekian banyak pelajar di Indonesia.

BACA JUGA: DPR Desak Menteri Buka-bukaan soal Daftar Perguruan Tinggi Abal-abal

Kompetisi ini merupakan yang kali kedua diikuti Danang. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi peserta pada OSN 2014 di Padang, Sumatera Barat, namun belum mendapat medali.

"Waktu itu masih kelas 7, jadi belum sangat menguasai. Saya juga sempat merasa down, merasa terbebani,” ucap remaja kelahiran Samarinda, 20 Agustus 2001 itu seperti yang dilansir Kaltim Post (Jawa Pos Group), Rabu (26/5).

BACA JUGA: IKAPI Anggap RUU Perbukuan Abaikan Nasib Penulis

Danang hanya memiliki persiapan khusus saat mengikuti karantina di Universitas Mulawarman. Sebelumnya, dia hanya aktif di ekstrakurikuler sains dan belajar mandiri.

 “Secara materi dan mental lebih siap daripada tahun lalu. Jadi, yakin pasti dapat medali, minimal perunggu. Hal yang paling susah itu membagi waktu, antara persiapan OSN, belajar, dan mengerjakan tugas,” tutur Danang.

BACA JUGA: Saat ini Baru Satu Perguruan Tinggi, yang Lain Tunggu Giliran

Dari tiga kategori perlombaan OSN, yaitu IPA (ilmu pengetahuan alam), matematika, dan IPS (ilmu pengetahuan sosial), Danang mengikuti kategori olimpiade IPA. Berbeda dengan tahun sebelumnya, saat kategori lomba lebih banyak, dan Danang mengikuti kategori lomba biologi.

Perlombaan dibagi dua sesi. Hari pertama sesi praktikum dan hari kedua sesi teori. Pada sesi praktikum, Danang memiliki waktu masing-masing 3,5 jam.

Karena ada dua materi, jadi waktu yang tersedia tujuh jam untuk sesi praktikum. Materi pertama adalah biologi dengan tes memerhatikan perkembangan ragi, dan sesi kedua adalah fisika tentang hukum Boyle yang menjabarkan hubungan antara tekanan, suhu, dan volume.

Sedangkan, keesokan harinya berlanjut sesi teori yang harus diselesaikan Danang, dalam waktu 2,5 jam dengan 30 soal pilihan ganda dan  empat soal uraian.

Soal tersebut terdiri dari gabungan soal fisika, biologi, dan kimia. Namun, Danang mengaku tak semua soal diselesaikannya. Ada beberapa soal yang dia lewatkan.

“Maka dari itu, pikiran saya dapat perunggu saja. Jadi, waktu pemenang perunggu diumumkan tidak ada nama saya, sudah putus asa. Tapi, agak kaget ternyata dapat perak. Meskipun, harapan tetap dapat emas,” kisah remaja yang beralamat Jalan Haji Marhusin, Gang Mandiri, Nomor 19, Samarinda Ilir tersebut.

Tugas Danang belum selesai. Bersama peraih medali emas, perak, dan perunggu, dia akan menjalani seleksi yang dijadwalkan Juni untuk mewakili Indonesia dalam ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) di Korea Selatan.

Diketahui, Kaltim berhasil menyabet tiga medali perak dari 30 medali yang terdiri lima emas, 10 perak, dan 15 perunggu. Dua siswa lain berasal dari SMP YPVDP (Vidatra) Bontang dan SMP Islam Terpadu Nurul Ilmi Kutai Kartanegara, yang sama-sama menyabet medali di mata pelajaran IPS. (nyc/er/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah 28 Kabupaten Lokasi Penugasan Guru Garis Depan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler