jpnn.com - SURABAYA – Warga Surabaya keberatan jika sang Wali Kota Tri Rismaharini maju dalam Pilkada DKI 2017. Warga bahkan membuat petisi dalam car free day di Taman Bungkul, Minggu (7/8) kemarin.
Aksi tersebut dilakukan untuk meminta Risma tetap menjadi wali kota sampai masa jabatannya berakhir pada 2021. Gerakan itu diberi hastag #SaveRisma.
BACA JUGA: Zaini Abdullah Jelaskan Alasan Maju Lewat Jalur Independen
Aksi penandatanganan petisi itu digagas komunitas Love Suroboyo. Mereka membentangkan kain putih sepanjang 50 meter dan lebar setengah meter.
Warga yang mendukung Risma agar tidak ikut pilgub DKI diminta membubuhkan tanda tangan di kain tersebut. Tidak sampai sejam, kain itu sudah tertutup ribuan tanda tangan. Ada juga warga yang menulis pesan dan harapan untuk Risma.
BACA JUGA: Posisi Tawar Lemah, Nasib Ahok di Tangan Partai
Isinya bermacam-macam. Ada yang sedih jika Risma meninggalkan Surabaya. Ada juga yang menyinggung isu pembangunan, sekolah gratis, taman-taman, dan janji Risma setelah dilantik.
Beberapa komunitas juga turut meminta Risma untuk tetap di Surabaya. Di antaranya, komunitas sepeda onthel, Komunitas Pencinta Pancasila, Aliansi Perempuan Jatim, dan Komunitas Saya Surabaya.
BACA JUGA: Tiga Partai Dukung Komedian Ini Jadi Wali Kota
Ada pula yang memaki pihak-pihak yang sengaja membuat situasi Surabaya tidak kondusif. Salah satunya berbunyi: ''Yang minta Bu Risma ke Jakarta koclok.''
Saking banyaknya tanda tangan, tidak sedikit warga yang kecewa karena tidak kebagian tempat di kain tersebut. Di tempat lain, ada beberapa pemuda yang membawa poster-poster.
Poster tersebut bertulisan permintaan agar Risma tetap memimpin Surabaya. Mereka juga memakai pakaian serbahitam dan mengikatkan kain bertulisan #SaveRisma.
Beberapa warga tampak mengabadikan momen tersebut dengan berfoto selfie. Aksi itu berlangsung hingga pukul 09.00. Rencananya, kain tersebut bakal diserahkan kepada Risma. Hanya, kemarin Risma tengah berada di Aceh.
Siapa dalang di balik aksi itu? Dia adalah admin Instagram @lovesuroboyo Shandy Darmawan. Guru SD itu menyatakan resah dengan kabar simpang siur terkait pencalonan Risma di DKI Jakarta.
Karena itu, dia ingin menggerakkan 26 ribu followers-nya untuk terlibat dalam acara tanda tangan petisi. Untuk mewujudkannya, dia harus merogoh kocek pribadi hingga Rp 600 ribu. ''Tidak apa-apa demi Bu Risma tetap di Surabaya,'' jelas pria 25 tahun itu.
Seluruhnya dipersiapkan secara kilat. Hanya dua hari. Saking mendadaknya, guru komputer dan Pramuka itu sempat keliru ketika membeli kain putih. Kain yang dimaksud keliru adalah kain kafan. ''Lho bukan kain kafan, tah?'' ucapnya menirukan penjual kain tersebut.
''Bukan, saya mau beli kain panjang kayak banner itu, lho,'' ceritanya, lalu tertawa. Kain yang sudah masuk kantong plastik pun lantas ditukar.
Sebelum memulai aksi itu, Shandy lebih dulu mem-posting gambar di Instagram. Dia meminta dukungan kepada warga Surabaya. Dresscode yang dipakai serbahitam.
Selain itu, dia mencantumkan nomor teleponnya. Tujuannya, masyarakat yang ingin bergabung mengonfirmasi kedatangan melalui SMS.
''Sejak tadi malam HP saya hujan SMS konfirmasi. Sampai bingung mana saja orangnya,'' ucap pria berkumis tipis itu.
Shandy menjelaskan, Love Suroboyo didirikan akhir 2014. Namun, gerakannya lebih banyak melalui Instagram. Dari grup tersebut, muncul sejumlah pemuda yang membantu menggelar aksi. ''Relawan ada yang dari Instagram. Tapi, banyak juga yang spontan,'' tutur penghobi fotografi itu.
Ketua Aliansi Perempuan Jatim Aciek Lutfiana datang bersama anggotanya, yaitu Luluk Sri. Bahkan, Aciek mengatakan tergesa-gesa mengikuti gerakan itu.
Saking tergesa-gesanya, dia sampai lupa mandi. Padahal, dia baru datang dari Semarang. ''Saat ada kabar dari teman-teman, tadi malam langsung meluncur balik ke Surabaya,'' jelas perempuan 48 tahun itu.
Perempuan yang mengaku hobi sepak bola tersebut menganggap dorongan sejumlah kalangan agar Risma maju ke DKI 1 memiliki maksud tertentu. Dia pun menantang orang-orang yang mengatasnamakan warga Surabaya itu untuk membuat aksi serupa.
''Kalau berani, bikin acara buat tanda tangan di car free day. Tanya apakah warga Surabaya mendukung Risma ke Jakarta. Gak mungkin ada,'' tegasnya.
Sebagai salah seorang warga yang mengawal kampanye pemenangan Risma pada Pilwali 2015, dia tidak rela jika perjuangannya sia-sia.
Dia menagih janji Risma agar tetap setia mengabdi di Surabaya hingga akhir masa jabatan pada 2021. ''Bu Risma boleh pindah dari Surabaya, tapi harus langsung presiden,'' papar perempuan yang tinggal di Jalan Tanggulangin tersebut. (sal/c15/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Sikap Golkar Soal Calon Wakil Ahok
Redaktur : Tim Redaksi