JAKARTA - Ratusan orang, siang ini (20/2) memadati Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta. Kedatangan mereka bukan ingin berdemo, melainkan menghadiri acara bedah novel Surat Dahlan.
Ratusan orang ini memiliki latar belakang yang berbeda. Mereka bukan hanya pegawai dari perusahaan pelat merah saja, ada juga mahasiswa berasal dari Solo, masyarakat umun, bahkan dua mahasiswa asal China juga nampak terlihat duduk dibangku depan urutan ketiga. Bangku-bangku yang disediakan panitia tak ada satupun yang kosong, sehingga sampai banyak yang berdiri dibelakang.
Acara bedah buku ini juga dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Saat Dahlan masuk ke tempat bedah novel, mereka sangat antusias. Dihadapan ratusan orang, Dahlan sempat berkisah bahwa orang yang berhasil membuat buku adalah orang-orang yang menderita.
"Saya ini termasuk orang yang menderita, makannya bisa jadi buku ini," kisah Dahlan sembari disambut tepuk tangan ratusan orang yang menghadiri bedah buku 'Surat Dahlan' di Perpustakaan BUMN lantai 20, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (20/2). "Kita hidup dari apa yang kita dapatkan, kita bahagia dari apa yang kita berikan," imbuh Dahlan.
Peserta terlihat tampak antusias lagi ketika pria yang baru saja menjalani operasi cuci otak ini membagikan dua novel gratis bagi peserta yang serius mau membaca novel ini. Sontak seluruh peserta yang hadir mengacungkan tangan berebutan ingin mendapatkan novel tersebut.
Usai acarapun, ratusan orang ini rela mengantri untuk membeli dan meminta bubuhan tanda tangan Dahlan di buku tersebut, serta meminta foto bersama.
Dalam kerumunan, terlihat Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN Pandu Djajanto tak mau kalah mengantri meminta tanda tangan.
Bahkan tak sampai 30 menit, novel Surat Dahlan sudah laris manis terjual 60 persen dari total 150 eksemplar yang disiapkan panitia. Satu novel Surat Dahlan ini dijual dengan harga Rp 60 ribu. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar Perkara Hambalang Tunggu Penyidik
Redaktur : Tim Redaksi