Menurutnya, ini terbukti dengan sistem PPDB online yang sudah bagus, justru dirusak oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Dengan memaksakan kehendak PPDB dibuka kembali. Dampaknya, membuat calon siswa baru beramai-ramai masuk ke sekolah yang diinginkan. Padahal masa pendaftaran sudah ditutup, tapi malah dibuka kembali. Sekolah negeri menjadi overload, dan kekurangan ruang kelas. Sedangkan yang mengenaskan justru sekolah swasta yang terancam gulung tikar.
“PGRI seharusnya mengawal PPDB dengan baik. Termasuk melindungi sekolah swasta supaya tidak gulungtikar akibat kekurangan murid,” tandasnya dijumpai di kantornya, Sabtu (28/7).
Ia juga menyesalkan sikap yang diambil oleh pimpinan dewan, meminta Dinas Pendidikan (disdik) membuka kembali PPDB. Sikap itu memunculkan persepsi bahwa wakil rakyat hanya memikirkan sekolah negeri. Sekolah swasta justru dibiarkan bangkrut.
Sebelumnya, Kepala SMPN 6 Cirebon, Dra Sri MPd menyampaikan dampak dibukanya kembali PPDB, siswanya kelas VII masuk siang. Ini terpaksa dilakukan karena kondisinya saat ini tidak memungkinankan dibuat kelas pagi, karena kekurangan ruang kelas. Bahkan jika penyimpangan PPDB terus berulang, dirinya siap mundur dari jabatan kepala sekolah. “Kalau diacak-acak lagi, Bu Sri mundur sajalah,” tukasnya. (abd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tutup Usulan Rehab Kelas Rusak Berat
Redaktur : Tim Redaksi