Tak Sempat Berolahraga, Kiai Ma'ruf Punya Kiat Jaga Stamina

Senin, 22 Oktober 2018 – 10:01 WIB
Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin usai menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

jpnn.com, TASIKMALAYA - KH Ma’ruf Amin yang kini menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo memang tak muda lagi. Namun, ulama kelahiran 11 Maret 1943 itu harus menghadapi padatnya agenda.

Kesibukan sebagai cawapres membuat Kiai Ma’ruf tak punya waktu berolahraga. Padahal, mantan rais aam syuriah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) itu sebelumnya rutin berolahraga pagi.

BACA JUGA: Kiai Maruf Demen Liga Inggris, Inilah Klub Favoritnya

"Dulu iya (berolahraga, red). Sekarang nggak sempat jalan pagi," ujarnya dalam ramah tamah dengan awak media di Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (21/10).

Ma'ruf menuturkan, sekitar tiga bulan terakhir ia banyak melakukan kegiatan di luar kota. Namun, ketika di Jakarta pun sejumlah tamu datang silih berganti ke kediamannya sejak pagi.

BACA JUGA: Prabowo Percayakan Masa Depan Indonesia pada Emak-emak

Praktis, Kiai Ma’ruf tak punya waktu lagi berolahraga sekalipun saat sedang di rumah.  "Pertama saya selalu berada di luar kota seperti sekarang. Kedua, kalau di rumah jam enam pagi sudah datang (tamu, Red). Jadi, mau jalan pagi sudah enggak sempat," jelasnya.

Meski demikian Kiai Ma'ruf punya kiat tersendiri untuk menjaga kesehatannya. Yakni dengan cara mengatur pola makan.

BACA JUGA: PDIP Targetkan Jokowi-Maruf Menang Besar di Bali

"Karena sudah tua tentu sudah mulai ada gula, sudah mulai ada kolesterol, sudah mulai ada asam urat, itu yang saya hindari. Mengurangi supaya tidak ada gulanya, kolesterolnya, asam uratnya supaya tetap sehat," sambungnya.

Selain itu, Ma'ruf juga sangat menghindari stres. Dia memilih menjalani hidupnya seperti air mengalir.

"Saya tidak ada problem-problem, mengerutkan dahi. Mengalir saja, dinikmati," imbuhnya.

Namun, Kiai Ma’ruf masih sering membaca kitab-kitab tafsir terkemuka. Sebagai kiai, Kiai Ma’ruf memiliki banyak kitab tafsir sebagai referensinya seperti al-Jalalain karya Jalaluddin as-Suyuthi.

Kiai Ma’ruf juga membaca kitab tafsir karya Syekh Nawawi al-Bantani yang juga leluhurnya. “Banyak sekali,” sebutnya.

Di luar itu, sesekali Kiai Ma’ruf membaca novel. Favoritnya adalah cerita silat. "Novel saya suka juga. Cerita silat suka juga, Kho Ping Hoo," pungkasnya.(sat/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... OK OCE Terpuruk, Sebaiknya Sandi Tak Berbicara Muluk-muluk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler