BOGOR - Memasuki hari ke-9 proses evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100, sebagian besar tim evakuasi dan relawan mulai ditarik dari puncak Gunung Salak I, Bogor. Tim SAR dan relawan yang ditarik melalui Posko Cimelati, Sukabumi, Kamis (17/5), sebanyak 124 personel.
Sementara tim SAR gabungan yang masih bertahan di Puncak Salak I difokuskan untuk menyisir sekitar lokasi jatuhnya pesawat guna mencari sisa jenazah korban dan flight data record (FDR). "Proses pencarian masih akan terus berlangsung sampai batas waktu yang belum ditentukan," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Daryatmo di lokasi Heliped, Pasirpogor, Kecamatan Cijeruk, kemarin.
"Proses evakuasi masih berlangsung, operasi belum kita tutup. Hanya, jumlah personel yang melakukan evakuasi dikurangi secara bertahap," tambahnya.
Meskipun operasi belum ditutup, tambah Daryatmo, tapi kecil kemungkinan masih ditemukan sisa-sisa tubuh korban di lokasi kejadian. "Sebagian jenazah sudah tertimbun tanah dan berada di lokasi yang sulit dijangkau," imbuhnya.
Lebih lanjut jenderal bintang tiga itu mengatakan, selain masih dilakukan evakuasi jenazah, tim SAR juga tetap melakukan pencarian flight data recorder (FDR) yang merupakan bagian dari black box atau kotak hitam pesawat. "Kita juga masih berkoordinasi dengan KNKT terkait evakuasi serpihan pesawat Sukhoi," katanya.
Di tempat terpisah, Komandan Batalyon Infanteri 315 Garuda, Mayor Inf Budi Mawardi yang juga menjadi komando dalam pencarian jenazah Sukhoi di puncak Salak I menjelaskan, jumlah personel gabungan tim SAR sudah dikurangi secara bertahap.
Saat ini, jumlah anggota tim yang masih bertahan kurang dari 100 personil. "Tim SAR gabungan yang sudah turun sebanyak 124 personil, mereka dari TNI-Polri serta relawan," ujar Mayor Budi di Posko Cimelati, Sukabumi, kemarin.
Hal senada dikatakan Search Mission Coordinator (SMC) Sukhoi, Ketut Parwa. Menurutnya, tim SAR gabungan di Puncak Salak I yang sebelumnya berjumlah 500 personel dikurangi menjadi 186 orang saja. "Dan dari jumlah itu, sudah turun 124 personel gabungan TNI-Polri," katanya.
Sisa anggota tim SAR kata Ketut, bertugas melakukan penyisiran di lokasi pesawat jatuh untuk mencari sisa jenazah yang belum ditemukan. Selain itu, tim tersebut juga bertugas mencari alat-alat Sukhoi yang diperlukan KNKT sebagai bahan penyelidikan."Operasi ditutup atau tidak baru akan ditentukan setelah dilakukan evaluasi dengan tim lain, yaitu dengan TNI," ujarnya.
Pada hari ke-9 operasi SAR, lanjutnya, lima kantung berisi jenazah dikirim ke Halim Perdanakusuma. "Jadi, total kantung jenazah yang dikirim sudah 37 kantung," tukasnya.
Pantauan Radar Bogor (JPNN Group) di lokasi heliped di Desa Pasirpogor, Cijeruk, Kabupaten Bogor, dipenuhi ribuan warga yang datang dari berbagai wilayah di Bogor dan Sukabumi. Mereka sengaja datang ke lokasi itu untuk melihat dari dekat proses evakuasi korban Sukhoi. Selain itu, warga juga penasaran melihat helikopter Super Puma dan pesawat lainnya hilir mudik di wilayah tersebut. Suasana di sekitar heliped pun berubah menjadi wisata Sukhoi.
Banyaknya warga yang datang ke lokasi tersebut karena bertepatan dengan hari libur. Sehingga banyak yang memanfaatkan hari liburnya untuk mengunjungi lokasi heliped. "Lagi libur panjang, penasaran aja cuma lihat di televisi, makanya datang ke sini," kata Yeni, karyawati di Bogor.
Namun, keinginan warga untuk mendekati pesawat tidak bisa tercapai, karena sejumlah anggota TNI AU dari Lanud Atang Sandjaja melarang warga masuk ke area heliped. "Sebenernya pengen difoto deket helikopter, tapi enggak boleh," kata Junaedi (45), warga Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi yang sengaja datang ke Pasirpogor, Cijeruk untuk melihat helikopter. (yus/yan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ongkos Pemondokan Haji Dipatok Rp 7,7 Juta
Redaktur : Tim Redaksi