JAKARTA- Sepak terjang politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang kerap kontroversial berdampak pada kesukaan masyarakat dalam memilihnya di Pemilu 2014 mendatang. Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi melihat ada reaksi negatif dari masyarakat terhadap sosok politisi tersebut.
Burhanudin mengatakan, hasil survei Lembaga Survey Indonesia atas anggota DPR RI Ruhut Sitompul meraih popularitas yang tinggi. "Maklum, sebelum menjadi anggota dewan ia sudah bermain di sinetron dan wajahnya sering nongol di layar kaca," kata Burhanudin.
Tetapi hal itu tidak berimplikasi positif karena tingkat ketidaksukaan orang pada sosok ini juga tinggi. "Tidak ada gunanya terkenal tetapi dalam hal yang buruk," tukasnya.
Menurut Burhanudin, dalam sistem pemilu proporsional terbuka, popularitas seorang calon anggota legislatif menjadi hal penting. Pemilih akan menentukan pilihan berdasarkan tingkat keterkenalan seorang calon.
"Ketika berada di bilik suara dalam waktu singkat, selama 3-5 menit, pemilih hanya akan menentukan calon pada partai atau caleg yang dikenalnya," jelasnya.
Dia mengibaratkan, seseorang yang akan membeli obat sakit kepala di warung, dia pasti ditanya mau beli obat yang mana. Paling banyak dia akan ingat empat atau lima merek obat sakit kepala.
"Meskipun masih banyak merek yang lain, seseorang pasti memilih obat yang dikenal atau biasa disebutnya. Begitulah pemilih di dalam bilik suara," imbuhnya.
Meski begitu, popularitas atau tingkat keterkenalan bukanlah segala-galanya. Terpenting dalam pemilu adalah tingkat kesukaan orang pada calon anggota legislatif. Selain itu, kapasitas, dan kapabilitas yang bersangkutan patut diperhitungkan. (yay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Nazar, Publik Tunggu Langkah Lanjutan KPK
Redaktur : Tim Redaksi