jpnn.com - JAKARTA - Sepanjang Jumat (14/2) ini warga yang terdampak abu vulkanik Gunung Kelud sibuk membersihkan rumah dan pekarangannya.
Genteng merupakan yang pertama menjadi prioritas untuk dibersihkan. Warga takut, beban abu yang tebal menyebabkan atap rumah ambrol.
BACA JUGA: Bandara Juanda Tutup, Stasiun Gubeng Berjubel
"Ini tadi seharian bersih-bersih rumah. Di sekitar rumah saya saja, sudah 15 karung untuk tempat debu dan pasir, masih kurang juga. Tebal banget ni debunya," cerita Retno, warga Kota Kediri, kepada JPNN.com, Jumat malam.
Dia cerita, warga membersihkan genteng rumah masing-masing. "Karena terlibat tebal banget debu di genteng, takut ambrol," kata Retno.
BACA JUGA: Jadwal Keberangkatan KA Juga Terganggu
Wajar bila takut atap rumahnya ambrol. Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho hari ini tadi memberikan keterangan, ada dua 2 orang meninggal karena tertimpa rumah yang tak kuat menahan beban abu dan pasir.
Korban meninggal atas nama Sail (60 th, L) warga RT 12/04 Dsn Ngutut, Desa Pandansari, Kec. Ngantang. Kab Malang.
BACA JUGA: Refund Tiket dan Reschedule di Bandara Juanda Semrawut
"Korban meninggal di bawah meja karena atap rumahnya roboh," ujar Sutopo.
Korban meninggal kedua, Pontini (65 th, P), warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kecamatn Ngantang, Kabupaten Malang karena tertimpa tembok yang roboh.
"Robohnya rumah atau bangunan karena menahan beban pasir di bagian atap rumah yang konstruksinya kurang kuat. Jadi korban meninggal dunia bukan akibat dampak langsung dari erupsi, tetapi karena kecelakaan (musibah) atau dampak lain dari erupsi," terang Sutopo. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Bandara Tertutup Abu, Jarak Pandang Satu Meter
Redaktur : Tim Redaksi