Takut Demo, SPBU Pilih Tutup

Jumat, 30 Maret 2012 – 11:26 WIB

PADANG--Maraknya aksi demonstrasi elemen mahasiswa menuntut pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kemarin (29/3), berimbas kepada tutupnya sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Padang. Pengusaha dan pegawai SPBU khawatir mereka menjadi sasaran pendemo.

Pantauan Padang Ekspres (Group JPNN) beberapa SPBU di jalur unjuk rasa banyak tutup. SBPU depan pos polisi perempatan Khatib Sulaiman, SPBU 14-251-523 dan SPBU 14-251-583 Khatib Sulaiman, tutup. Tutupnya sejumlah SPBU tersebut membuat pemilik kendaraan merasa kecewa. Mereka terpaksa antre panjang di SPBU masih buka.

Selain tutup, tiga SPBU ini juga dijaga ketat pihak kepolisian. Beberapa anggota polisi terlihat stand by di pintu masuk menuju ke tiga SPBU tersebut. “Kami melakukan penjagaan, karena dikhawatirkan mahasiswa akan menyerang ke sini,” ungkap salah seorang anggota Satlantas yang melakukan penjagaan.

Selain itu, beberapa karyawan SPBU yang memakai pakaian dinas kerja, terlihat bersembunyi ketika rombongan mahasiswa melewati SPBU tempat mereka bekerja. “Kami takut menjadi sasaran, makanya kami sembunyi. Kata bos daripada SPBU ini di bakar mahasiswa, bagusan ditutup saja dulu untuk sementara menjelang demonya selesai,” ungkapnya.

Di sisi lain, SPBU yang masih buka diserbu pengendara. Pantauan Padang Ekspres antrean kendaraan terjadi di SPBU di kawasan Gunungpangilun. Antrean panjang baik roda dua maupun roda empat mulai terlihat sejak sore kemarin. Antrean bahkan sampai ke badan jalan.

Selain kehabisan BBM, sebagian pengendara sengaja mengisi bensin untuk jaga-jaga. Mereka beralasan jika tak dibeli sekarang, tentu nanti tidak akan bisa lagi dibeli dengan harga saat ini.

Iwan Gani, 21, warga Gunungpangilung, mengaku sengaja mengisi penuh tangki sepeda motornya sebelum harga BBM naik. Paling tidak, katanya, dia bisa menghemat uang untuk membeli BBM dua hari ke depan.

“Kalau isi penuh bisa tahan dua-tiga hari. Mumpung sekarang harga masih Rp 4,5 ribu. Kalau harga sudah Rp 6 ribu, nggak bisa lagi isi penuh,” ujarnya yang saat ini masih kuliah di salah satu PTN di Padang.

Alasan senada disampaikan Ridho, 17, warga Siteba yang masih pelajar SMA di Padang ini. Menurutnya, jika bensin dijual Rp 6 ribu per liter, jelas akan memberatkannya. “Kok kini masih bisa balabiah pitih lanjo bulanan. Tapi, kok naik jadi Rp 6 ribu tantu ndak ado labiahnyo lai (kalau kini masih bisa berlebih uang jajan. Tapi, kalau naik jadi Rp 6 ribu tentu tidak ada lebihnya lagi),” katanya.  (bis/mg6)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aniaya Imigran Gelap, Sipir Rudenim Segera Diadili


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler