Takut Trump Marah, Meksiko Ogah Bantu Imigran

Kamis, 28 Maret 2019 – 15:43 WIB
Imigran Amerika Selatan kocar kacir menghindari gas air mata di perbatasan Meksiko - Amerika Serikat. Foto: Reuters

jpnn.com, MEXICO CITY - Sambutan pemerintah Meksiko terhadap karavan imigran dari Amerika Tengah tak lagi hangat. Saat 2.500 pengungsi dari berbagai negara datang ke perbatasan selatan Meksiko, tentara langsung membuat barisan blokade. Mereka mencegah para pencari suaka itu untuk beristirahat di kota-kota terdekat.

Saat rombongan mencapai perbatasan Kota Huixtla di Negara Bagian Chiapas Senin (25/3), polisi mencegah para imigran itu masuk ke dalam kota.

BACA JUGA: Maaf Mr Trump, Eropa Ogah Akui Dataran Tinggi Golan Milik Israel

Mereka hanya dibiarkan terus berjalan di jalur nasional menuju utara. Padahal, mereka harus berjalan saat suhu mencapai 39 derajat Celsius.

"Ini adalah strategi untuk membuat para pengungsi lelah. Sehingga nanti mereka terpecah," ujar Irineo Mujica dari lembaga kemanusiaan Publo Sin Fronteras kepada Associated Press.

BACA JUGA: Trump Akui Golan Milik Israel, Iran dan Saudi Kompak Mengecam

BACA JUGA: Pidato Tahunan, Trump Ajak Amerika Intoleran kepada Imigran

Memang, reaksi dari kota perbatasan itu berbeda jika dibandingkan dengan tahun lalu. Saat gelombang pertama, mereka langsung menampung imigran untuk beristirahat di pusat kota. Pemerintah maupun gereja berebut untuk menyumbang makanan dan kebutuhan dasar bagi mereka.

BACA JUGA: 49 Muslim Tewas di Masjid Selandia Baru, Begini Reaksi Donald Trump

Perubahan sikap itu dikabarkan datang dari pemerintah pusat. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengeluarkan kebijakan anti-imigran dalam beberapa bulan ini. Salah satunya penghentian visa kemanusiaan untuk para imigran. Tampaknya, Lopez tak ingin berseteru dengan Presiden AS Donald Trump.

Meksiko pun rela mendapat "buangan" masalah dari AS. Mereka menampung 120 pencari suaka yang dideportasi oleh AS. Februari lalu, mereka juga menampung 1.600 imigran di Negara Bagian Coahuila, utara Meksiko.

Padahal, kondisi imigran di Meksiko juga tak terjamin. Banyak yang jadi korban kejahatan atau bahkan terbunuh. Sebanyak 1.600 orang yang terjebak di Coahuila juga ditampung di gedung bekas pabrik yang tak layak huni.

"Saya tak tahu bagaimana saya bisa bertahan,'' ujar Yanira, pengungsi asal El Salvador yang sudah sampai di AS, tetapi kembali didepak.

BACA JUGA: Kebijakan Trump Kembali Tewaskan Bocah Imigran

Sebagaimana diberitakan, pengungsi dari berbagai negara Amerika Tengah sengaja membentuk kelompok dalam jumlah besar untuk mencari suaka di Negeri Paman Sam.

Jumlah yang besar itu merupakan upaya pertahanan kalau polisi bertindak. Penduduk dari Nikaragua, Kuba, El Salvador, Honduras, dan Guatemala mengaku terpaksa mengungsi karena kondisi ekonomi dan ancaman keamanan. (bil/c6/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fasilitas Nuklir Korut Aktif Lagi, Bagaimana Reaksi Trump?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler