Tale of the Land Bersaing di Busan International Film Festival 2024

Rabu, 02 Oktober 2024 – 11:11 WIB
Film Tale of the Land akan berkompetisi dalam program New Currents di Busan International Film Festival 2024. Foto: Dok. KawanKawan Media

jpnn.com, JAKARTA - Film terbaru yang berjudul Tale of the Land akan berkompetisi dalam program New Currents di Busan International Film Festival 2024.

Karya yang diproduksi KawanKawan Media itu menandai debut Loeloe Hendra sebagai sutradara dan penulis.

BACA JUGA: Penutupan Jakarta World Cinema 2024, Kehadiran Hannah Al Rashid Hingga Film Bird

Produser Yulia Evina Bhara dan Amerta Kusuma dari KawanKawan Media mengorkestrasi sebuah produksi yang sangat intim dan inovatif dalam Tale of the Land.

Dengan memahami ketidakpastian lingkungan alam Kalimantan, mereka merancang produksi dan pengaturan yang efektif untuk mengatasi tantangan yang ada.

BACA JUGA: Bintangi Film Pulau Hantu, Amanda Green Cerita Begini

Tale of the Land mengambil 90 persen adegan di atas air, menciptakan pengalaman yang imersif, memperkuat elemen fantasi.

Film Tale of the Land berpusat pada seorang gadis Dayak bernama May, yang diperankan oleh Shenina Cinnamon.

BACA JUGA: Ini Jadwal Tayang dan Sinopsis Film Laut Tengah

May dihantui oleh trauma kematian orang tuanya dalam sebuah konflik tanah, yang membuatnya tidak dapat menginjakkan kaki di tanah.

Dia tinggal bersama kakeknya, Tuha (diperankan oleh Arswendy Bening Swara), di sebuah rumah terapung yang terombang-ambing di atas danau yang jauh dari daratan.

Sutradara Loeloe Hendra mengatakan, karakter May merupakan alegori yang merefleksikan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat di seluruh dunia yang tanah airnya terus berubah akibat tekanan dunia modern.

Menurutnya, Tale of the Land menyajikan sebuah kisah tentang tanah. Secara pribadi, film ini merupakan gabungan dari imajinasi masa kecil saya dan realitas sosial masyarakat di Kalimantan saat ini.

"Dari sini saya ingin menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berubah dan bergeser. Kondisi yang terjadi pada karakter May adalah bentuk pertanyaan saya tentang situasi tersebut. Bagaimana jika manusia tidak bisa hidup di atas tanah? Bagaimana jika kita memiliki tanah yang luas, tetapi kita tidak bisa menginjakkan kaki di atasnya lagi?" kata Loeloe Hendra.

"Bagaimana dengan seseorang yang lahir di tanah leluhurnya, namun kemudian terpaksa pergi hingga ajal menjemput dan tidak bisa kembali lagi ke tanah kelahirannya," sambungnya.

KawanKawan Media sangat bangga dapat menyatukan bakat luar biasa dari Shenina Cinnamon dan Arswendy Bening Swara dalam Tale of the Land.

Keduanya bergabung dengan para pemeran utama lainnya yakni Angga Yunanda dan Yusuf Mahardika.

Produser Yulia Evina Bhara dan Amerta Kusuma mengatakan pengambilan gambar Tale of the Land dilakukan di sebuah delta sungai pedalaman yang berubah secara dramatis selama musim hujan.

"Proses produksi selalu tentang menemukan cara teraman untuk melakukan pengambilan gambar di musim hujan yang penuh dengan angin dan badai dan kami sangat senang film ini akhirnya akan tayang perdana di Busan International Film Festival," tutupnya.

 (ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler