Sedangkan para pelayan masih sibuk menyiapkan makanan buat tetamu yang belum makan malam
BACA JUGA: Sang Paus pun Kini Main Twitter
Sebuah pesta pernikahan yang meriah juga berlangsung di hotel yang memiliki sekitar 200 kamar tersebut kala itu.Saat itulah delapan pengebom bunuh diri Taliban menyerbu hotel lima lantai tersebut
BACA JUGA: Bos Baru IMF Langsung Harus Hadapi Krisis Yunani
Mereka lantas bergerak menuju lantai 3 dan melepaskan berondongan tembakan dari sana.Buntutnya, sebelas warga sipil di dalam hotel tersebut tewas
"Saya harus meloncat dari jendela lantai 1 beserta keluarga dan melarikan diri
BACA JUGA: Mulai Pulih Lagi, Kesulitan Ucap Beberapa Kata
Terdengar tembakan berkali-kaliKetika itu restoran hotel penuh," kata Jawid, salah seorang tamu, seperti dikutip Associated Press.Tamu lain, Abdul Zahir Faizada, yang juga ketua Parlemen Provinsi Herat, mengaku bersembunyi di kamar untuk menghindari mautBegitu pula Nazar Ali Wahedi, kepala Badan Intelijen Provinsi Helmand.
"Kamar kami kena banyak tembakanKami menghabiskan malam di kamar," tutur Wahedi.
Sedangkan Bette Dam, seorang jurnalis Belanda yang kebetulan menginap di InterContinental, mengaku melihat sendiri penyerbu Taliban meluncurkan roket ke arah area dekat kediaman Mohammad Qasim FashimFashim adalah salah seorang wakil presiden di pemerintahan Presiden Hamid Karzai.
Dibutuhkan waktu sekitar lima jam bagi pasukan gabungan Afghanistan dan NATO untuk mengakhiri penyerbuan paling kompleks oleh Taliban di Afghanistan sejak kematian pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden pada 1 Mei lalu ituDelapan pengebom bunuh diri tewasLima di antara mereka tewas karena meledakkan diriTiga pengebom lain tewas karena dihabisi sebuah helikopter NATO yang memiliki perlengkapan night vision.
Tiga penyerbu Taliban tersebut dihabisi di atap hotel yang berdiri sejak 1960-an tersebutMereka memang menjadikan atap sebagai tempat persembunyian terakhir.
Juru Bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengakui bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pihaknya"Salah seorang pejuang kami menelepon lewat telepon seluler dan mengatakan bahwa serangan berjalan sesuai dengan rencanaMereka telah membunuh serta melukai 50 warga lokal dan asing," kata dia seperti dikutip Reuters.
Soal korban, memang masih ada kerancuan, baik tentang jumlah maupun asal merekaKepala Kepolisian Kabul Jenderal Mohammad Ayub Salangi, seperti dikutip Daily Mail, mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang tewas hanya sepuluh orang dan semuanya staf hotel"Tak ada tamu hotel yang menjadi korban, baik lokal maupun asing," papar dia"Juga tak ada tamu pejabat penting yang terbunuh," lanjut dia.
Namun, Reuters melansir bahwa jumlah korban sipil sebelas orang dan salah seorang di antaranya adalah jurnalis SpanyolLatifullah Mashal, juru bicara Direktorat Nasional Afghanistan untuk Keamanan, pun mengakui adanya seorang hakim yang tewas dan total 14 orang lain terlukaDia menyatakan, dua di antara korban luka adalah warga asing.
Namun, tak disebutkan identitas orang per orang yang menjadi korban tewas dan luka-lukaAdapun Maulawi Amadullah, ketua Parlemen Provinsi Takhar, memastikan bahwa hakim dari provinsi yang sama beserta pengawalnya turut menjadi korban penembakan penyerbu Taliban.
Serangan tersebut berlangsung hanya sehari sebelum pelaksanaan konferensi yang membahas transfer tanggung jawab keamananWakil dari seluruh provinsi di Afghanistan hadir di Taliban dan mayoritas menginap di InterContinentalTercatat 70 di antara total 200 kamar hotel dihuni tamu.
Konferensi tersebut diadakan menyusul keputusan Amerika Serikat (AS) kurang dari sepekan lalu - yang lantas diikuti sekutu-sekutunya di NATO - untuk menarik pasukan dari AfghanistanPenarikan itu akan diawali tahun ini dengan menarik sekitar 33 ribu serdaduSelanjutnya, pasukan ditarik secara bertahap sampai 2014.
Karena itu, serangan kemarin menjadi ujian keteguhan AS dalam mempertahankan keputusan yang dipuji banyak pihak tersebutApakah bersikukuh menarik tentara mereka meski kemampuan pasukan keamanan Afghanistan sangat diragukan.
Presiden Hamid Karzai langsung mengecam serangan ituDia menyebut para penyerbu sebagai tentara bayaran"Serangan seperti itu sedikit pun tak akan mengganggu implementasi pemindahan tanggung jawab keamanan," kata Karzai sebagaimana dikutip New York Times.
Suasana di Kabul belakangan memang relatif stabilMeskipun, kekerasan sedikit meningkat sejak tewasnya Osama bin LadenPada 18 Juni lalu, misalnya, kelompok militan yang menyamar menjadi tentara Afghanistan menyerbu kantor polisi dekat istana kepresidenan dan menewaskan sembilan orang.
Sebelumnya, akhir bulan lalu, dengan berkamuflase menggunakan pakaian polisi Afghanistan, seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri di sebuah rumah sakit militer dan menewaskan enam mahasiswa kedokteranSerbuan serupa terjadi sebulan sebelumnya di Kementerian Pertahanan AfghanistanTiga orang tewas dalam peristiwa itu.
Hotel InterContinental merupakan hotel berkelas internasional pertama yang ada di negeri tetangga Pakistan tersebutDulu, InterContinental merupakan bagian dari jaringan hotel internasional, tapi kemudian terputus sejak invasi Uni Soviet pada 1979.
Beberapa kali hotel yang menjadi markas wartawan asing saat invasi AS pada 2001 tersebut menjadi sasaran seranganTercatat 22 roket pernah menghantam InterContinental antara 1992?1996Pada 23 November 2003, sebuah roket meledak di dekat hotel tersebut dan merusak seluruh jendelaTapi, tak ada korban jiwa.
Serangan serupa terjadi di beberapa hotel lain di KabulMisalnya, serangan di Hotel Serena pada Januari 2008 yang menewaskan seorang warga Amerika, seorang jurnalis Norwegia, dan seorang perempuan Filipina(ttg/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Datang ke Myanmar, Michelle Yeoh Dideportasi
Redaktur : Tim Redaksi