jpnn.com, KABUL - Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan telah membentuk pemerintahan sementara. Kabinet baru itu diumumkan pada Selasa (7/9).
Mullah Mohammad Hassan Akhund dipercaya menjadi perdana menteri sementara. Akhund pernah menjadi menteri senior saat Taliban memerintah Afghanistan pada era 1990-an.
BACA JUGA: Sudah 4 Kali Bertemu Pentolan Taliban, JK Punya Saran buat Dunia
Tokoh lainnya ialah Abdul Ghani Baradar yang mendampingi Akhund. Baradar menjadi wakil perdana menteri.
Ada pula Mullah Yaqoob yang menjadi menteri pertahanan. Yaqoob merupakan putra pendiri Taliban mendiang Mullah Omar.
BACA JUGA: Bagi-Bagi Jabatan Ala Taliban, Eks Napi Teroris Jadi Menhan
Adapun posisi menteri dalam negeri dipercayakan kepada Sirajuddin Haqqani. Dia dikenal dengan kelompok Jaringan Haqqani.
Walakin, tidak ada perempuan yang duduk di pemerintahan baru Afghanistan. “Kami akan mencoba mengambil orang-orang dari bagian lain negeri ini,” kata Zabihullah Mujahid selaku juru bicara Taliban.
BACA JUGA: Taliban Diprediksi Segera Jadi Kelompok Tajir, Ini Sumber Duitnya
Pemimpin Tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada yang keberadaannya dirahasikan menyatakan bahwa pemerintahan baru itu akan bekerja keras menegakkan syariat Islam.
Analis yang juga editor di Long War Jurnal, Bill Roggio, menyebut Afghanistan tidak mengalami banyak perubahan. “Taliban baru sama seperti Taliban lama,” katanya.
Analisis Roggio bukannya tanpa fakta. Taliban mulai menghapus gambar ataupun potret yang menampilkan perempuan di tempat-tempat umum.
Meski belum ada aturan resmi dari pemerintah Taliban yang mengharamkan gambar kaum hawa di area publik, penghapusan itu sudah berjalan masif.
Selanjutnya, Taliban mengganti berbagai gambar dan foto wanita di kawasan umum di Kabul, ibu kota Afghanistan, dengan slogan dan propaganda.
Beberapa slogan yang ditulis untuk menutupi gambar perempuan ialah ‘Invasi berakhir, kemerdekaan menang’, ‘Hanya syariat Islam’, dan ‘Insyaallah bangsa kita mengalahkan Amerika Serikat’.
Namun, ada pula slogan yang menyerukan toleransi untuk menyelesaikan masalah. “Kita butuh daya tahan dan kesabaran," demikian bunyi salah satu slogan.
Taliban mendesak ribuan orang yang berupaya meninggalkan Kabul segera kembali ke kampung halaman mereka. Orang-orang itu kini tinggal di tenda-tenda di taman atau bangunan terbuka di seberang Kabul.
Salah satu warga yang berupaya meninggalkan Kabul, Muhammad Omar, menyatakan bahwa dirinya dan keluarganya terpaksa mengungsi karena ketakutan ketika Taliban menyerang.
“Kami telah tinggal di jalanan, di dalam tenda. Kami tak punya uang untuk kembali ke kampung halaman,” ujarnya.
Omar pun tak mau nyawanya dan keluarganya terancam ketika pulang ke kampung halaman. “Kami tidak tahu apa yang akan terjadi jika kami kembali,” tuturnya.(Hurriyet/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taliban Kuasai Afghanistan, Mobil Tempur Tinggalan AS Berkonvoi ke Iran
Redaktur & Reporter : Antoni