jpnn.com, BALI - PT Pertamina International Shipping (PIS) terus melakukan gebrakan di awal 2024, terutama untuk menambah kekuatan armada dan ekspansi pasar global.
Sebelumnya, PIS teken kontrak pembangunan 15 tanker Medium Range (MR) di Korea, pada Januari lalu.
BACA JUGA: Dorong Percepatan Bisnis, Pertamina Tunjuk Eka Suhendra Jadi Direktur PIS
Kali ini, PIS kini bersinergi dengan Hyundai Mipo Dockyard Co.Ltd untuk pembangunan dua kapal tanker LPG berteknologi dual-fuel.
Rencananya, 2 kapal baru jenis Handysize yang masing-masing bermuatan 23 ribu meter kubik ini ditargetkan selesai dibangun pada Mei dan Oktober 2026.
BACA JUGA: Baru 45 Hari Beroperasi, RS Apung PIS dan doctorSHARE Melayani 3.370 Pasien
Kedua kapal itu akan dimanfaatkan untuk pengangkutan komoditas LPG dan juga bisa untuk mengangkut amonia.
CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan kerja sama ini berdasarkan pertimbangan rekam jejak Hyundai sebagai salah satu perusahaan pembangunan dan galangan kapal terbaik di dunia.
BACA JUGA: PIS dan Seasoldier Gelar Literasi Kelautan dan Penanaman Mangrove di Bali
"Kami yakin akan mendapatkan kapal dengan kualitas terbaik karena ditangani oleh perusahaan yang terbaik di kelasnya, untuk mendukung bisnis kami ke depan,” ujar Yoki, dalam keterangannya, Jumat (23/2).
PIS, kata Yoki, menargetkan pertumbuhan bisnis dengan rata-rata 11% per tahun dan dalam 10 tahun ke depan bisa mencapai revenue hingga USD 9 miliar atau 3 kali lipat dari saat ini.
“Oleh sebab itu kami sangat gencar untuk ekspansi dan menambah armada baik dengan pembangunan kapal baru maupun pembelian kapal eksisting," tutur Yoki.
Penambahan dua kapal handysize yang akan dimanfaatkan untuk pengangkutan LPG (serta bisa mengangkut amonia) ini juga bukti komitmen PIS dalam mendukung transisi energi selaras dengan target Pertamina Net Zero 2060.
Dua kapal terbaru ini dipastikan memiliki teknologi terkini dan menggunakan sistem dual-fuel atau dua tangki bahan bakar sehingga lebih ramah lingkungan.
"Ini sesuai dengan komitmen bisnis PIS untuk mendukung ESG dan dekarbonisasi dengan menambah porsi kapal pengangkut energi yang lebih ramah lingkungan," jelasnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh