JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan rencana pemerintah DKI untuk menyuntik modal tambahan masing-masing Rp 1 triliun untuk Bank DKI dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Saya dan Gubernur sedang negosiasi, mudah-mudahan disetujui DPRD," kata Basuki di sela peresmian kantor cabang Bank DKI di Bandung.
Menurut Ahok -sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama- penambahan modal buat dua perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta tengah dibahas bersama DPRD DKI dalam pembahasan APBD Perubahan tahun ini. Ia berharap dengan penyuntikan modal bagi dua perusahaan daerah yang saham mayoritasnya milik pemerintah DKI itu akan mendapatkan keuntungan Bank DKI dan Jakarta Propertindo bisa berlipat ganda.
Khusus untuk Bank DKI, suntikan modal itu berkaitan dengan rencana pelepasan saham perdana Bank DKI pada publik. "Kami ingin Bank DKI bisa jadi bank besar dengan keuntungan Rp 2 triliun pada 2017," kata Ahok.
Pemerintah DKI juga berencana menambah penyertaan modalnya pada PT Jakarta Propertindo. "Dengan tambahan modal Rp 1 triliun, Jakarta Propertindo bisa menjadi pemain properti besar," kata Ahok.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, terhitung Juni 2013, Bank DKI sudah mencatatkan aset sebesar Rp 28,7 triliun. "Ini meningkat 14 persen dibanding posisi sama tahun lalu," kata dia.
Eko mengatakan, Bank DKI mencatatkan laba Rp 413 miliar, atau naik 64 persen dibandingkan perolehan laba setahun sebelumnya yang hanya Rp 252 miliar. Sepanjang semester pertama tahun ini, Bank DKI mencatatkan dana pihak ketiga yang terhimpun seluruhnya Rp 22,4 triliun, dengan total pembiayaan lewat kredit sudah menembus Rp 16,4 triliun. (jpnn)
"Saya dan Gubernur sedang negosiasi, mudah-mudahan disetujui DPRD," kata Basuki di sela peresmian kantor cabang Bank DKI di Bandung.
Menurut Ahok -sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama- penambahan modal buat dua perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta tengah dibahas bersama DPRD DKI dalam pembahasan APBD Perubahan tahun ini. Ia berharap dengan penyuntikan modal bagi dua perusahaan daerah yang saham mayoritasnya milik pemerintah DKI itu akan mendapatkan keuntungan Bank DKI dan Jakarta Propertindo bisa berlipat ganda.
Khusus untuk Bank DKI, suntikan modal itu berkaitan dengan rencana pelepasan saham perdana Bank DKI pada publik. "Kami ingin Bank DKI bisa jadi bank besar dengan keuntungan Rp 2 triliun pada 2017," kata Ahok.
Pemerintah DKI juga berencana menambah penyertaan modalnya pada PT Jakarta Propertindo. "Dengan tambahan modal Rp 1 triliun, Jakarta Propertindo bisa menjadi pemain properti besar," kata Ahok.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan, terhitung Juni 2013, Bank DKI sudah mencatatkan aset sebesar Rp 28,7 triliun. "Ini meningkat 14 persen dibanding posisi sama tahun lalu," kata dia.
Eko mengatakan, Bank DKI mencatatkan laba Rp 413 miliar, atau naik 64 persen dibandingkan perolehan laba setahun sebelumnya yang hanya Rp 252 miliar. Sepanjang semester pertama tahun ini, Bank DKI mencatatkan dana pihak ketiga yang terhimpun seluruhnya Rp 22,4 triliun, dengan total pembiayaan lewat kredit sudah menembus Rp 16,4 triliun. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Minta DPRD Blak-blakan
Redaktur : Tim Redaksi