Trend bertatto tidak lagi didominasi laki-laki. Kini, perempuan pun kian banyak yang suka menatto dirinya. Umumnya, mereka beralasan tatto yang cocok dan indah bisa mempercantik diri. Tatto yang cocok juga dipercaya bisa memperkuat pancaran aura seseorang.
= = = = =
TATTO dulu dilekatkan dengan dunia hitam. Preman, bandit, residivis dan lainnya. Setelah kemudian bergeser menjadi bagian dari fesyen, kini tatto telah berubah jadi gaya hidup sebagian kalangan urban. Sekali bertatto, hampir pasti nambah lagi.
Bisa nambah tatto baru, atau memodifikasi yang sudah terpatri di tubuh. "Tato bisa digunakan untuk menutupi kekurangan pada kulit," kata Kent Kent, tattois senior dari Kent Tatoo and Piercing Bandung.
Tattois yang pernah membubuhkan karyanya pada bagian tubuh atau bagian badan Julia Perez, Meli Guslaw, Sule, Nikita Mirzani, Luna Maya, Ayu Azhari, Cinta Penelope, hingga Joni Indo ini menyebut tatto bukan cuma soal memindahkan gambar. Ada tahapan tidak sederhana proses pembuatan tato.
"Yang harus dipahami adalah tujuan dan fungsi dari pembuatan tatto. Dari situ akan ketemu sebetulnya apa kebutuhannya terkait tatto," jelas Kent.
Menurutnya, tatto yang ditujukan untuk fesyen bisa dibuat dengan menimbang sudut pandang orang yang melihat, bukan pada pemilik tatto semata. Sedangkan tatto untuk menutupi kekurangan fisik kebanyakan dilakukan untuk menambah kepercayaan diri atau pede seseorang.
Tatto pada alis, bibir agar merah selalu tanpa lipstik hingga menutup kulit belang misalnya. Beda lagi dengan tatto filosofis yang bisa sangat personal.
Pria yang pernah memegang rekor dunia untuk tatto airbrush ini menegaskan, tatto dibuat pada media tubuh atau bagian badan. "Media yang digunakan adalah ciptaan Allah. Tentu jangan sampai ciptaan itu menjadi tidak indah setelah ada tatto," tambahnya.
Untuk membuat tatto kepada tatois seperti Kent, biaya yang dikeluarkan tak bisa dibilang murah. Tarif ditentukan pada lama pengerjaan atau besarnya tatto yang diinginkan. Biayanya pun dari ratusan ribu hingga puluhan juta. Namun biaya tak murah itu seringkali tidak menjadi masalah bagi penggemar tatto.
Soal risiko kesehatan, Kent menyebut ada standar-standar yang harus diperhatikan. Sterilisasi jarum adalah hal wajib. "Dengan teknologi, tato bisa dibuat tanpa menusuk hingga lapisan dalam daging. Jarum cukup ditusuk hingga lapisan akar rambut saja untuk menghindari risiko ganguan sanitasi," katanya.
Begitu pula dengan tinta. Tinta tatto dibuat secara khusus dan tak bisa digunakan sembarangan.
Hal senada diungkapkan Whilly Vitalogi. "Faktor keamanan bagi kesehatan sangat penting," ujar tattois yang pernah menjadi tattois di Australia ini.
Whilly mengaku sering berdiskusi dengan calon orang yang mau ditatto. Diskusi itu untuk menyesuaikan sebuah tatto dengan karakter pemiliknya.
"Nggak langsung. Mesti ngobrol-ngobrol dulu. Kadang setelah beberapa hari baru dikerjakan," jelasnya.
Tatto yang sudah terpasang memang bisa dihilangkan dengan menggunakan laser. Tapi, menurut Whilly, untuk menghilangkan tatto tidak bisa dilakukan sekali saja.
"Tinta warna hijau juga sulit untuk dihilangkan walau sudah menggunakan laser," katanya. Jika laser tak lagi ampuh, menimpa tatto lama dengan tatto baru atau sesuai warna kulit jadi jalan terakhirnya.
Lantas, bagaimana kata dunia kedokteran tentang tatto? Dr Ratih Ardiansyah, salah satu dokter yang juga mempunyai tatto, mengatakan, harus ada standar baku layaknya sebuah rumah sakit atau klinik.
""Kegiatan ini jangan dianggap main-main, karena berurusan dengan cairan tubuh manusia, karena pada saat pembuatan tato itu kan terjadi proses perlukaan, jadi memungkinkan terjadi infeksi atau bahkan yang terberat seperti virus HIV,"" jelasnya
Menatto atau merajah kulit adalah aktivitas yang sangat berisiko, sehingga tak boleh dilakukan sembarangan. Yang paling utama adalah tubuh harus benar-benar dalam kondisi fit. Demikian pula dengan jarum rajah harus benar-benar steril.
Orang-orang dengan kondisi tertentu tidak disarankan untuk ditatto. Kalaupun mau ditatto, maka harus ekstra hati-hati.
Di lingkungan artis, tatto bukanlah menjadi barang yang baru. Banyak artis yang rela melukis tubuh indah mereka dengan beragam bentuk tato. Salah satunya Rebecca Soejati Reijman. Artis kelahiran Den Haag, Belanda, ini memilih gambar bunga di lengan kanannya. "Aku punya tatto gambar bunga sepatu, soalnya aku suka banget," katanya kepada INDOPOS.
Tatto bukanlah hanya sebatas pamer atau identitas yang melekat pada diri artis yang kini berusia 27 tahun ini. Akan tetapi ini adalah bentuk karya seni. Sebab, untuk mengekpresikan seni tidak hanya dengan menyanyi, melukis, menari atau yang lainya. "Ini sudah 17 tahun," katanya.
Karena kegemarannya, Rebecca mempunya tiga buah tatto bermotof bunga di beberapa titik di tubuhnya, yakni satu di lengan kanan, satu di punggung dan satu di perut. "Cukup bunga saja, dan ketiga-tiganya aku yang mendesain," katanya.
Tidak hanya Rebecca, artis bintang film dan penyanyi Popy Bunga juga tergiur tatto. Perempuan berusia 21 tahun ini menghiasi punggungnya dengan gambar seseorang bersayap "Malaikat". "Buat gue tatto itu bagian dari seni dan aku pakai tatto ini bukan sembarang buat, tapi memang karena tatto ini ada artinya buat aku dan ini sesuatu yang menarik," kata Poppy Bunga.
Awalnya Poppy sempat ketakutan saat menatto tubuhnya. Apalagi biaya membuat tatto dengan menghapusnya tidak sebanding.
"Pas pertama kali bikin sama kakak dan di situ kakak ngingetin aku, kamu jangan buat lagi. Padahal aku janji kagak bakal tambah lagi tapi aku pingin banget bikin lagi," tukas pemerain Lia di sinetron Putri itu.
Poppy meyakini dengan memiliki tatto ia bisa mengingat hal-hal yang tidak mungkin dia lupakan. Karenanya dia memilih tatto yang memiliki kenangan tersendiri.
"Ini kan gambar malaikat cewek nunduk, artinya Kalau aku punya masalah atau apapun itu, aku pasti nyimpen semuanya sendiri, sifat aku seperti tergambar di tato aku," ungkapnya.
Berbeda halnya dengan presenter dan bintang film Olla Ramlan. Perempuan yang sempat memiliki 12 tato yang menghiasi tubuhnya dengan nama-nama orang tersayangnya ini memilih untuk menghilangkannya. "Aku memang suka tatto sejak usia remaja, tetapi karena permintaan calon suami jadi aku menghapusnya," terang Olla.
Perempuan kelahiran Banjarmasin 15 Februari 1980 tersebut mengungkapkan, tattonya pertama kali dibuat ketika usianya 17 tahun. Tattonya adalah nama ibunda Olla dalam aksara Arab.
"Aku tatto pertama itu nama mama dalam bahasa arab, Tis"ah Asarah, agar mama nggak marah," tukasnya. "Saya tatto itu hanya nama-nama orang yang ada di hati saya, ya seperti mama, papa dan yang ada di hati saya," katanya.
Untuk menghapus tatto tersebut, Olla membutuhkan waktu sedikitnya seminggu dengan proses laser. Satu demi satu pigmen dimatikan, termasuk menghilangkan rasa gatal dan bengkak akibat proses menghilangkan tatto tersebut.
"Di Islam kan tatto juga nggak boleh, jadi ini juga bagus buat saya," kata Olla tanpa menyebutkan biaya penghilangkan tato tersebut. (tir/dew/ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengidap HIV/AIDS Bertambah
Redaktur : Tim Redaksi