jpnn.com, JAKARTA - Beragam jenis kopi lokal dipamerkan di area pasar malam Paviliun Indonesia pada gelaran Expo Dubai.
Jenis kopi yang dipamerkan, antara lain kopi Luwak, Gayo, Kintamani, robusta Lampung, Leci Pranger Priyangan, Bajawa Flores, Toraja, dan Ijen Banyuwangi.
BACA JUGA: Pengeroyok Pengunjung Warung Kopi Emperan di Surabaya Sudah Digulung
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia Didi Sumedi mengatakan pihaknya ingin menunjukkan pada dunia bahwa kopi Indonesia dihasilkan dari tangan petani lokal yang luar biasa.
"Kami yakin Indonesia dapat mewujudkan mimpi menjadi produsen kopi ternama di dunia melalui Expo 2020 Dubai ini," ujar Didi, Rabu (26/1).
BACA JUGA: Warung Kopi Emperan di Surabaya Mendadak Mencekam, Ada yang Terluka
Selain itu, Didi mengungkapkan produk kopi yang dipamerkan di Paviliun Indonesia juga memiliki cerita tentang pemberdayaan masyarakat, salah satunya kopi hutan Lampung yang merupakan jenis kopi robusta yang dibawa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kopi robusta Lampung yang dihasilkan dari kawasan hutan lindung Batuegi tersebut digarap langsung oleh para petani kopi lokal.
BACA JUGA: Rahasia Sukses Bisnis Kopi hingga Pasar Internasional, Bisa Dicontoh
Para petani kopi tersebut diberikan izin legal untuk menggarap kawasan hutan.
Selain itu, dengan visi “Tercapainya Fungsi Hutan Lindung yang Memberi Kesejahteraan Masyarakat” para petani juga diberikan pelatihan melalui berbagai program kemitraan.
Sementara itu, provinsi Aceh membawa kopi Gayo yang mengusung pemberdayaan perempuan.
Kopi Gayo tersebut dibudidayakan di sekitar kawasan Taman Nasional Leuser dan memberdayakan petani lokal yang sebagian besar anggotanya adalah perempuan, bahkan produk kopi Gayo telah berhasil menembus ekspor Amerika, Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
Hal itu menjadi bentuk dukungan bagi para pekerja perempuan dan generasi muda di kawasan tersebut.
Selanjutnya, Kementerian Ketenagakerjaan membawa kopi kalosi Enrekang yang merupakan jenis kopi tertua di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda.
Kopi kalosi termasuk jenis kopi arabika yang dibudidaya oleh para petani kopi Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Untuk itu, kopi kalosi Enrekang telah dimodifikasi menjadi kopi drip bags sebagai upaya melestarikan potensi kopi lokal.
Didi menceritakan selain pameran produk kopi lokal, pengunjung Paviliun Indonesia juga dapat mengikuti demo seduh (brewing) kopi dengan barista yang berpengalaman.
Para pengunjung dapat mempelajari teknik menyeduh kopi sekaligus mendapatkan informasi mengenai ciri khas kopi Indonesia.
Cara penyajiannya kopinya pun unik, yaitu menggunakan gerobak seolah-olah membawa pengunjung sedang berada di pasar malam khas Indonesia.
Didi berharap, ke depan melalui perhelatan Expo 2020 Dubai, Indonesia akan terus memamerkan potensi bangsa yang luar biasa ke kancah internasional.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor kopi Indonesia ke dunia pada Januari - November 2021 tercatat sebesar USD 757,41 juta, sementara pada 2020 nilai ekspor kopi Indonesia tercatat sebesar USD 821,93 juta.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu