jpnn.com - Ratna Dewi menggandeng adiknya, Maria Renny Sukamto, untuk berbisnis puding sejak awal Februari lalu. Dua bersaudara itu memvariasikan packaging dengan rasa puding sebagai senjata penarik konsumen.
Inspirasi bisa datang dari mana saja. Ratna dan Renny memperoleh ide berbisnis dari kejadian tidak terduga sebelumnya. Ceritanya, mereka mendapat dessert puding ala Eropa saat jamuan makan di sebuah hotel di Jakarta.
BACA JUGA: Cara Mudah Mengatasi Jet Lag
Karena ketagihan, mereka mencoba sendiri di rumah. Sekali coba, gagal. Kali kedua, rasa puding tidak sesuai dengan harapan. Namun, mereka tidak kenal putus asa. Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya resep berhasil. Konsumen pertama mereka adalah kerabat dekat dan keluarga. Mereka menerima banyak pujian. ’’Pertama, kami membuat puding untuk pesta ulang tahun keponakan. Ternyata banyak yang suka,’’ ungkap Ratna, 29.
Dari pujian mengalir menjadi order. Ratna dan Renny pun kebanjiran order puding susu tersebut. Peluang itu langsung mereka tangkap sebagai bisnis. Sejak awal Februari, bermodal Rp 1 juta, mereka nekat menjadikan puding susu sebagai produk bisnis berlabel De Latte Dessert.
BACA JUGA: Es Jelly Berbentuk Mi yang Menyegarkan
Dalam berbisnis, mereka menyatakan harus memiliki strategi khusus guna menarik perhatian konsumen. Dia menitikberatkan pada packaging. Ratna memilih botol kaca setinggi 12 sentimeter dengan diameter 5 sentimeter sebagai bahan kemasan. ’’Konsumen sering melihat barang dari luar dulu, baru isi produk. Jadi, kami membuat packaging semenarik mungkin,’’ ujar perempuan kelahiran Sidoarjo, 1 Agustus 1985, tersebut.
Dari rasa orisinal, kini produk puding susu itu memiliki lima varian rasa. Di antaranya, choco, stroberi, taro, coffee, dan green tea. Setelah beberapa bulan, dugaan mereka benar. Packaging dan varian rasa yang menarik membawa untung besar. Order lantas mengalir deras.
BACA JUGA: 6 Cara Untuk Memperbanyak ASI
Seminggu mereka mampu menjual habis sekitar 180 botol. Ratna dan Renny mematok harga Rp 18 ribu setiap botol. Atau, Rp 100 ribu untuk sepaket (isi enam botol). Mereka meraup omzet puluhan juta rupiah setiap bulan meski bisnis itu belum genap setahun.
Ratna dan Renny sadar, produk bisnis mereka berupa makanan tidak tahan lama. Mereka selalu memberikan ’’catatan’’ kepada setiap konsumen. Bukan hanya itu, dalam kemasan paket, mereka juga menuliskan cara makan sekaligus cara penyimpanan.
’’Puding ini hanya mampu bertahan lima hari. Itu pun harus disimpan dalam kulkas. Jangan taruh di luar, apalagi terkena sinar matahari langsung,’’ papar Renny, 23.
Karena puding tersebut berupa produk ’’berusia pendek’’, mereka masih belum berani menerima pesanan dari kota yang terlalu jauh. ’’Kalau jaraknya terlalu jauh, butuh waktu lama saat pengiriman. Pasti produk ini membusuk di jalan. Kami tidak mau hal itu terjadi,’’ kata perempuan berambut panjang tersebut. Mau tidak mau, mereka sering menolak order konsumen yang berdomisili jauh dari Sidoarjo.
Untuk mengimbangi keterbatasan itu, mereka memiliki trik khusus menarik perhatian konsumen. Mereka menerima pemesanan khusus. Misalnya, tambahan kartu ucapan. Mereka memberikan kartu tersebut secara cuma-cumakepada konsumen yang memesannya. ’’Sering untuk kado ulang tahun. Jadi, ada tambahan tulisan happy birthday,’’ jelas Renny. (bri/c14/nda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Cangkir Kopi Sehari bisa Bermanfaat buat Kesehatan
Redaktur : Tim Redaksi