Tanah Retak, Anak-Anak Ini Terpaksa Belajar di Ruang Karawitan

Kamis, 15 Desember 2016 – 14:45 WIB
Anak-anak belajar di ruang karawitan. Foto: JPG

jpnn.com - PONOROGO - Retakan tanah di Slahung, Ponorogo benar-benar memprihatinkan.

Ini turut memengaruhi gedung SDN 2 Tugurejo. Untuk tetap bisa melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (KBM), siswa kelas III dan IV yang terdampak retakan mengungsi sementara.

BACA JUGA: Tak Hiraukan Penolakkan Pak JK, Mendikbud Ngotot Pengin Moratorium

Murid kelas III menempati ruang karawitan. Sementara itu, murid kelas IV masuk siang karena bergantian menempati ruang kelas II.

''Hingga kini, belum ada instruksi lebih lanjut dari dinas pendidikan,'' ujar Kepala SDN 2 Tugurejo Mujiono.

BACA JUGA: Minimalisir Kekerasan Siswa, Mendikbud Minta Kadis Proaktif

Dia menuturkan, sejak retakan muncul Jumat lalu (2/12), yang pertama diungsikan adalah siswa kelas IV.

Selama sepekan terakhir, para murid kelas IV bergantian menempati ruang kelas II.

BACA JUGA: Soal Moratorium UN, Mendikbud: Saya Terserah Presiden

Lantai ruang kelas tersebut semakin terangkat karena retakan tanah melebar hingga 10 sentimeter.

Panjangnya lebih dari 10 meter. Bukan hanya itu, plafon ruang kelas jebol karena terdampak retakan.

''Berbahaya. Bangunannya sudah miring,'' katanya.

Siswa kelas III juga diungsikan. Sebab, retakan di ruang kelas mereka yang berdampingan dengan ruang kelas IV semakin parah.

 Retakan di lantai dan dinding ruangan tersebut jelas terlihat. Karena tidak ada tempat lain, murid kelas III terpaksa dipindahkan ke ruang karawitan.

''Sejak Selasa (13/12), siswa kelas III menempati ruang karawitan. Sebab, ruang kelas mereka semakin berbahaya,'' ucap Mujiono.

Dia melanjutkan, seiring dengan kerusakan yang bertambah, dinas pendidikan belum memberikan instruksi lanjutan kepada pihak sekolah.

Dia hanya dijanjikan memperoleh instruksi setelah ujian semester berakhir Jumat mendatang. Paling lambat ada instruksi sebelum semester depan dimulai pada Januari.

Menurut Mujiono, pilihan terbaik bagi 140 siswa di sekolahnya adalah relokasi permanen ke tempat yang lebih aman. Untuk bangunan, dia ingin tiga ruang kelas, ruang guru, dan ruang Kasek dirobohkan.

''Menyelamatkan material bangunan agar dapat digunakan lagi,'' tuturnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Tutut Erliena menjelaskan, SDN 2 Tugurejo sudah masuk dalam rencana rehab 2017.

Namun, rehab tersebut bakal sulit dilakukan, mengingat kondisi tanah di lokasi. Jadi, muncul opsi relokasi ke tempat yang lebih aman. (mg4/irw/c18/diq/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Kelemahan Utama Siswa Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler