Tanam Pohon, Tanda Tangan Kesepakatan Paris

Minggu, 24 April 2016 – 04:07 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Riau Pos/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Peringatan Hari Bumi tahun ini bertepatan dengan penandatanganan Kesepakatan Paris di New York yang mengatur pengendalian perubahan iklim pasca 2020. Tema  Hari Bumi tahun ini berfokus pada pohon dengan misi menanam 8 miliar pohon hingga 2020.

Angka 8 miliar merupakan perkiraan jumlah penduduk dunia pada 2020, sehingga diharapkan setiap penduduk bumi menanam satu pohon atau yang dikenal dengan program “one life one tree”.

BACA JUGA: Ini Kabar Gembira dari Zulkifli untuk Para Pekerja Seni

“Hubungan antara Kesepakatan Paris dan pohon sangat jelas. Hutan menjadi kunci memerangi perubahan iklim dan memenuhi tujuan jangka panjang untuk merestorasi keseimbangan ekologis dari planet Bumi,” ungkap Asisten Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Murni Titi Resdiana, Jumat (22/4).

Murni menambahkan,  pohon dan hutan sangat penting untuk membantu mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals mengingat peran pohon antara lain sebagai penyerap karbon, membersihkan dan menyegarkan udara, sebagai pompa air alami untuk sikulus air, menstabilkan tanah, mendaur ulang nutrisi untuk pertanian dan mendukung habitat untuk satwa liar.

BACA JUGA: Tutup Pertemuan ICAPP, Megawati Serukan Solidaritas Tanpa Batas

“Masyarakat dunia diajak untuk bersama-sama mendukung Hari Bumi 2016 dan upacara penandatanganan Kesepakatan Paris dengan melakukan berbagai aktivitas terkait pohon, diantaranya dengan menanam pohon atau berfoto dengan pohon dan menyebarkannya di media sosial dengan tagar #EarthDay2016,” pinta Murni.

Kesepakatan Paris hasil Conference of Parties ke-21 (COP21) perundingan global perubahan iklim Paris, Desember 2015. Sebanyak 196 negara menyetujui Kesepakatan Paris dan merupakan tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya dunia bersatu untuk mengendaliakan perubahan iklim. Salah satu inti dari Kesepakatan Paris adalah menjaga kenaikan suhu permukaan bumi rata-rata di bawah 2?C dan bahkan mengupayakannya lebih lanjut hingga 1,5?C. Hal ini dilakukan melalui pengurangan emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab perubahan iklim.

BACA JUGA: Di ICAPP, Cak Imin Bicara Demokrasi Indonesia Pasca-Orba

Indonesia telah berperan aktif dalam perundingan perubahan iklim. Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmen Indonesia pada COP21 Desember tahun lalu di Paris di hadapan masyarakat dunia tentang upaya Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% dari Business As Usual (BAU) pada tahun 2030, dan bisa mencapai 41% jika ada dukungan internasional.

Di Indonesia, beberapa kementerian dan lembaga menanam pohon dan beberapa diantaranya bekerjasama melibatkan komunitas dan pemuda. Atas inisiatif Putri Menjangan Nature Conservation Forum Bali, pada 22 April 2016 dilakukan kegiatan penanaman mangrove di Putri Menjangan, Desa Pejarakan, Kabupaten Buleleng, Bali.

Kegiatan ini bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Pemerintah Kabupaten Buleleng, Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim, The Climate Reality Project Indonesia, civitas academica Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja, dan Forum Peduli Mangrove Bali yang menyumbangkan bibit mangrove. Tema dari kegiatan ini adalah “Protect Mangrove Forests and Coral Reefs for a Better Life”.

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 600 pemuda dan masyarakat ini merupakan simbol gotong royong yang harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan untuk melakukan aksi nyata di tingkat lokal untuk mengendalikan dampak perubahan iklim.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR Gelar ToT Empat Pilar, Ini Wejangan dari Ganjar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler