"Hasil labor, 90 persen mirip Ghat di daerah lain. Ketika dibakar chatinone Pagaralam ini akan menebar aroma khas tanaman Ghat. Malah, saat diuji dengan campuran kimia lain, kualitasnya lebih bagus dibandingkan dengan sampel daun Ghat dari Bogor," kata sekjen Lembaga Peduli Generasi Bangsa (LPGB) Kota Pagaralam Ronaldo Anugrah, Rabu (20/2).
Karenanya, tambah Ronal, pihaknya bersama BNN Kota Pagaralam secara intensif memonitor langsung lahan chatinone di Dusun Rimba Candi yang selama ini dipakai untuk obat atau terapi. Jangan sampai nanti disalahgunakan," ungkap Sekjen LPGB Kota Pagaralam Ronaldo Anugrah.
Menurut Ronaldo, jika salah penggunaan tanaman ini bisa menimbulkan efek halusinasi. “Sekaligus bentuk kepedulian, kita langsung terjun ke lapangan. Memonitor lahan tanaman chatinone di Dusun Rimba Candi, yang selama ini hanya di tanam bukan dibudidayakan,” ungkapnya lagi.
Kepala BNN Kota Pagaralam Sudran melalui stafnya Fatmawati mengungkapkan, untuk lebih memastikan kandungan yang ada dalam tanaman Ghat tersebut, pihaknya mengirim sampel ke BNN Pusat. “BNN Pusat juga meminta sampel tanaman Ghat Pagaralam ini."
Kapolres Pagaralam AKBP Abi Darrin SH mengaku sejauh ini pihaknya tetap memonitor kondisi di lapangan terkait keberadaan tanaman Ghat di Kota Pagaralam. “Kita sendiri belum menerima secara resmi hasil uji tanaman chatinone dari lab Polda Sumsel."
Diakuinya, secara hukum, zat yang terkandung dalam tanaman chatinome bisa dikatakan zat baru dan belum diatur dalam undang-undang yang ada. Menyikapi hal tersebut, tentunya tidak ada sanksi hukum untuk menindaknya.
Hanya, pihaknya hanya mengimbau masyarakat untuk mencari alternatif lain bahan obat. Dalam artian tidak menggunakan tanaman Ghat. “Sejauh ini, dari informasi yang kita terima tanaman Ghat Pagaralam itu, untuk keperluan pengobatan oleh masyarakat setempat. Salah satunya untuk sakit pinggang,” pungkas Abi Darrin. (ald/tha)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Jatah CPNS
Redaktur : Tim Redaksi