Ilmuwan Queensland mengatakan mereka berhasil memecahkan teka-teki evolusioner yang sudah berlangsung selama 750 ribu tahun. Temuan ini juga bisa memberikan jawaban penting mengenai bagaimana caranya menumbuhkan tanaman diruang angkasa.Professor Peter Waterhouse dan Dr Julia Bally dari Universitas Teknologi Queensland mengatakan mereka telah menemukan tanaman tembakau asli Australia, yang juga dikenal dengan nama Pitjuri. Tanaman ini melepaskan sistem kekebalan tubuhnya dalam mendukung reproduksi yang cepat dan agar memiliki biji yang berukuran lebih besar. Dalam rangka untuk mengetahui bagaimana tanaman ini bisa melakukan adaptasi yang unik ini, para ilmuwan memetakan kesalahan gen yang mematikan sistem kekebalan tubuh tanaman ini. Mereka mengatakan bahwa penemuan ini akan membuka lembaran baru pada seluruh dunia penelitian di bidang kedokteran dan produksi pangan. Profesor Waterhouse menggambarkan tanaman Pitjuri sebagai tanaman yang luar biasa. "Tanaman ini punya gen yang dimatikan dan ini memberikan tanaman tersebut kemampuan yang magis, "katanya. Tidak adanya sistem kekebalan tubuh membuat tanaman tembakau ini menjadi subjek yang luar biasa sebagai bahan eksperimen. Para peneliti bisa menguji gen atau mengembangkan antibodi hanya dalam waktu empat hari, bukan setahun. Karena itu tanaman Pitjuri ini baru-baru ini digunakan untuk mengembangkan vaksin untuk virus Ebola. Sebenarnya Pitjuri bukan tanaman asing dikalangan ilmuan, tanaman ini telah digunakan dalam riset di laboratoriun di seluruh dunia selama berpuluh-puluh tahun. Meski demikian belum ada yang tahu pasti bagaimana tanaman ini bisa hidup di alam liar. Professor Waterhouse dan Dr Bally melakukan pencarian di kawasan dimana populasi tanaman ini berasal dan mendapati kalau pitjuri hanya tumbuh di dua lokasi padang pasir terpencil di perbatasan NT dengan Australia Selatan dan Australia Barat, didekat kawasan yang dikenal dengan sebutan Granites. Dengan menggunakan jam molekuler, kedua peneliti ini mendapati kalau tanaman ini telah berusia lebih dari 750 ribu tahun. Temuan ini menimbulkan pertanyaan bagaimana tanaman ini bisa bertahan hidup sangat lama tanpa sistem imun tubuh. Ilmuwan ini mendapati kalau dilingkungan yang sulit dan ganas, penyakit jarang tapi kekeringan memang sangat parah. Ini bermakna sistem imun tubuh menjadi tidak terlalu penting bagi tanaman ini untuk bisa bertahan hidup karena tanaman ini memiliki kemampuan untuk bereproduksi dengan cepat. Sekarang mereka telah mengelompokan genome tanaman Pitjuri, dan peneliti bermaksud menguji penemuan mereka dengan tanaman lain. "Akan sangat menarik untuk melihat tanaman apa yang akan cocok jika kita melakukan mekanisme penyuntikan energy yang lebih besar sebagaimana yang dilakukan tanaman Pitjuri,” katanya. "Karena kita mendapati kalau cara kerja gen khusus ini jika alam mengatakan jika dimatikan maka kamu akan memiliki energy untuk kembali dan juga memungkinkan tanaman ini melepaskan gen asing lebih mudah. Sehingga kita bisa mentransfer pengetahuan ini untuk digunakan pada tanaman pangan lain seperti kacang kedelai dan kentang,” Dia mengatakan mekanisme ini telah membuka jalan baru bagi riset bioteknologi dalam pengembangan antibody manusia. Professor Waterhouse mengatakan temuan ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan produksi pangan. Selain itu menurutnya temuan ini juga menawarkan harapan baru dalam memperluas pilihan untuk menumbuhkan tanaman pangan di lingkungan lain di mana penyakit jarang terjadi seperti ruang angkasa. Para ilmuwan di seluruh dunia diizinkan untuk mengakses urutan genom ini melalui website khusus yang akan memungkinkan mereka melakukan penelitian dengan genomcini secara online. Temuan ilmiah telah diterbitkan dalam jurnal, Nature Plant
BACA JUGA: Hampir Separuh Penderita Kanker Usus Alami Penurunan Memori
BACA ARTIKEL LAINNYA... Virgin dan Jetstar Batalkan Penerbangan Dari dan Ke Bali Karena Abu Rinjani