Tanggal Lahir Gerson Poyk jadi Hari Sastra NTT

Rabu, 01 Maret 2017 – 08:35 WIB
Tampak para pelayat jenazah sastrawan NTT, Gerson Gubertus Poyk. FOTO: Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Jenazah sastrawan NTT, Gerson Gubertus Poyk akhirnya dimakamkan di TPU Damai, Kota Kupang, Selasa (28/2). Sang Maestro dimakamkan bersebelahan dengan Pahlawan Nasional, I. H. Doko.

Pantauan Timor Express (Jawa Pos Group), rangkaian upacara pemakaman Gerson Gubertus Poyk, terbilang unik sekalipun berlangsung di bawah guyuran hujan. Pasalnya, keluarga benar-benar memberi ruang bagi sejumlah seniman lokal untuk berkreasi untuk mengisi liturgi ibadat pemakaman yang dipimpin Pdt. Tera D. Klaping.

BACA JUGA: Korban Tragedi di Tawangmangu Disantuni Rp 25 Juta

Ada seniman yang membacakan puisi. Ada yang bermain alat musik Sasando. Juga ada yang menyanyi.

Menariknya, seluruh pelayat sidang perkabungan yang hadir, juga memberikan standing applause yang meriah bagi Sang Maestro. Momen ini terjadi ketika rohaniawan, Romo Amanche Ninu, Pr diberi kesempatan untuk membaca biografi Gerson Poyk.

BACA JUGA: Bolos Sekolah, Ternyata Asyik Main Game Online

Di akhir pembacaan biografi, Romo Amanche mengutip kalimat Latin, ‘In paradisum deducant te Angeli’ (Semoga para malaikat menyongsongmu di surga). Dia kemudian mengajak seluruh pelayat untuk memberikan standing applause untuk menghormati jasa almarhum.

“Bapak Gerson selamat jalan. Terima kasih untuk inspirasi dan motivasi bagi kami putra-putri NTT dan Indonesia. Sebagai bentuk penghargaan untuk beliau, mari kita berdiri untuk memberikan aplaus,” ajak Romo Amanche. Seketika itu juga, terdengar appaluse meriah.

BACA JUGA: Anak Ini Bolos Sekolah Demi Bantu Orang Tua di Kebun

Applause meriah dari pelayat kembali terdengar saat Romo Amanche menginformasikan bahwa tanggal lahir Gerson Poyk 16 Juni ditetapkan sebagai hari sastra di NTT. Sebab ketokohan Gerson telah menginspirasi sastrawan muda NTT untuk berkreativitas.

“Jadi bagaimana cara dia berkreasi, menghasilkan banyak karya sastra hingga akhir hayat, perlu ditiru dan dikembangkan. Untuk itu, tanggal lahir beliau akan diingat sebagai hari lahir sastra di NTT,” kata Kepala Sekolah SMPK St. Yosep Naikoten ini.

Tidak hanya standing applaus, pelayat juga mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang dan menghormati jasa Gerson Poyk. Momen mengharukan ini terjadi ketika wartawan senior yang juga sejarawan, Peter Rohi membagikan pengalaman seputar kebersamaannya dengan almarhum. Di akhir cerita singkatnya, Peter mengajak pelayat untuk berdiri dan mengenang jasa Gerson, yang mampu melahirkan karya-karya sastra yang luar biasa.

Bagi Peter, almarhum Gerson punya kepedulian besar untuk memajukan sastra di NTT. Terbukti, dia pernah diajak Gerson untuk bertemu Gubernur NTT saat itu, Herman Musakabe. Kepada Musakabe, Gerson menyampaikan niatnya agar NTT memiliki Dewan Kesenian NTT. Sayangnya, meski sempat dibentuk, Dewan Kesenian NTT diam di tempat.

“Padahal tujuannya adalah menggali potensi seni juga sastrawan muda sekaligus mengangkat sastrawan NTT sejajar dengan sastrawan di daerah lain,” katanya.
Gerson, lanjut Peter, adalah orang yang sederhana. Jika kebanyakan orang memikirkan kemiskinan dari balik villa dan hotel megah, Gerson memikirkan kemiskinan di tengah-tengah kemiskinan itu sendiri.

“Dia pergi meninggalkan satu karya besar. Karena itu, momentum berpulangnya Bung Gerson kiranya memotivasi kita untuk mengangkat seni di NTT. NTT harus bisa menjadi gudang seniman-seniman besar,” tandasnya.

Sementara, Wakil Wali Kota Kupang, Herman Man dalam sambutannya mengatakan, kepergian Gerson Poyk tidak saja menyisakan duka mendalam bagi warga Kota Kupang. Tetapi juga bagi masyarakat NTT, bahkan warga Indonesia yang mengenalnya lewat karya sastra yang dia hasilkan. Atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Kupang, Herman menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas kepergian Gerson Poyk.

“Kita kehilangan tokoh NTT dan tokoh bangsa ini. Dia telah membuat yang terbaik. Terbukti ada banyak penghargaan yang dia raih. Tentu penghargaan itu bukan soal materi, tetapi karena idealismenya,” ungkap Herman sembari mengajak sastrawan muda NTT untuk meneruskan ide almarhum Gerson Poyk.(r2/ito/fri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Capek Deh...Harga Cabai Masih Mahal


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler