ROSIANA Silalahi sempat menjadi presenter yang paling banyak digemari di IndonesiaTerutama pada kurun 1999 hingga 2003 saat menjadi presenter di SCTV
BACA JUGA: Paris Hilton Pamer Bokong
Pembawaannya yang serius, tajam, dan kritis, membuat dia banyak disebut sebagai presenter yang "galak"BACA JUGA: Donna Agnesia Berangkat ke Afsel
Yakni berita-berita bertema politik.Setelah absen dari layar kaca, perempuan 37 tahun ini kembali muncul dalam talk show Rossy di Global TV
BACA JUGA: Arumi Bachsin Beramai dengan Ibu
Biasanya memakai rok, kadang juga jins ketat ala anak mudaRossy pun tak lagi "galak"Dia bahkan bisa sentimentil saat berpelukan dengan ibu yang anaknya jadi waria"Itu agar ibu-ibu Indonesia tetap tegar kendati memiliki anak yang dianggap aib keluargaBagaimanapun juga anak adalah darah daging ibunya sendiri," ujarnya saat ditemui di sela-sela tapping Rossy episode Kembali ke Timur di studio Global TV di kawasan Pengadegan Timur, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Di episode ini, Rossy mengundang narasumber orang-orang sukses dari Indonesia TimurMereka antara lain penyanyi Glenn Friedly dan peraih Fisrt Step to Nobel Prize in Physics pada 2003, Septinus George SaaSeptinus yang karib dipanggil Oge itu baru saja mendarat di Indonesia setelah lima tahun menuntut ilmu di Amerika
"Saya jamin dehKalau acara ini tayang, Blok M sama Pasaraya sepi semuaOrang Ambon, orang Papua, yang biasa nongkrong di sana pasti nonton acara ini," canda Rossy sebelum tapping dilakukanGlenn dan Oge "sapaan George Saa-- pun terkekehKendati lebih cair dan santai, gaya Rossy yang berani dan blak-blakan memang tak luntur
Rossy yang sekarang berbeda dengan Rossy yang Liputan 6 duluWanita kelahiran Pangkal Pinang, Bangka Belitung ini ingin talkshownya tersebut menjadi acara yang mengusung gerakan moral, menginspirasi, dan mengajak para pemirsa berpikir"Saya ingin memiliki program yang berpengaruh yang jadi alternatif tontonan di tengah banyaknya tayangan sinetron," kata Rossy yang pernah menjadi salah satu dari enam jurnalis TV dari Asia yang mendapat kesempatan mewawancarai secara eksklusif Presiden Amerika Serikat George Bush di Gedung Putih, Washington DC.
Rossy mengakui, mengelola acara semacam ini jauh lebih sulit daripada acara politikSebab, dia harus mampu mendidik sekaligus menghibur dan menginspirasi namun tidak mengguruiDia juga harus memiliki banyak stok pertanyaan yang mengeksplorasi perasaan narasumbernya"Itu nggak mudahDi politik, Anda hanya tinggal menanyakan gosip-gosip terakhir, membenturkan orang antara ya dan tidakMengkonfrontir dan membuat mereka berantem dan marah-marahAnda nggak perlu kritis untuk membawakan acara politik, cukup mengajukan pertanyaan provokatif sudah jadi," katanya.
Menurut Rossy, tayangan politik saat ini sudah berada pada titik jenuhBerita politik yang berisi konflik, kecaman, dan perseteruan membuat penonton TV bosanMereka butuh tayangan yang mencerdaskan"Menggerakkan orang kan tidak melulu dengan politik," katanya
Rossy adalah produk talk show bikinan Rossy IncSebuah rumah produksi yang dibentuk bersama para jebolan SCTV, yakni Bayu Sutiono dan GunawanTim kreatif, kameramen, bahkan tenaga operasional banyak yang diboyong dari SCTV"Rossy Incawalnya media consultantTapi konten media seperti ini juga bagian dari produknya," ujarnya
Pada akhir 2009, Rossy ditawari membuat acara talk show oleh Global TVTak tanggung-tanggung, acara itu bakal disiarkan prime timeSaat itu Rossy berpikir, itulah saat yang tepat untuk kembali ke layarSebab, dia sudah cukup lama berada di balik layar ketika masih di SCTV"Aku ini sudah 16 tahun lho di TVSusah kalau harus benar-benar lepas," katanya(aga/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Film Baru, Tertolong Guru Bahasa
Redaktur : Tim Redaksi