Tanggapan Mendikbud Muhadjir Terkait Kasus Penganiayaan Audrey

Kamis, 11 April 2019 – 20:41 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy saat mengunjungi Audrey. Foto: humas kemendikbud

jpnn.com, PONTIANAK - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, tidak bisa memastikan kasus kekerasan pada anak bisa hilang 100 persen di dunia pendidikan.

Apalagi di usia-usia anak pelajar terutama pada jenjang SMP dan SMA adalah masa pubertas. Biasanya, ada anak yang mengalami krisis kepribadian dan kemudian melakukan perilaku-perilaku menyimpang.

BACA JUGA: Prilly Unggah Video Keprihatinan untuk AU

'Karena itu semua guru profesional harus selalu siap untuk menghadapi situasi-situasi kasus emergency seperti ini," kata Menteri Muhadjir menanggapi kasus Audrey, 14, siswi SMP yang diduga dikeroyok 12 siswa SMA, saat kunker ke Pontianak, Kamis (11/4).

Yang paling penting menurut Muhadjir, bagaimana kemampuan guru dan kepala sekolah untuk selalu sigap, tangkas dan profesional dalam menghadapi peristiwa-peristiwa kekerasan dalam dunia pendidikan.

BACA JUGA: Penyidik Kebut Pemberkasan Kasus Penganiayaan Audrey

Mengenai tindakan Kemendikbud atas kasus Audrey, Muhadjir mengatakan, tidak bisa terlibat terlalu jauh misalnya membatasi penggunaan medsos. Sebab, itu kewenangan masing-masing satuan pendidikan.

"Silakan saja kalau sekolah bersama orang tua dan komite sekolah memutuskan misalnya tidak boleh siswa membawa ponsel. Kalau ada yang membebaskan bahkan menggunakan media digital atau elektronik untuk proses belajar mengajar ya silakan juga. Asalkan digunakan secara arif dan selalu berada dalam pengawasan sekolah," bebernya.

BACA JUGA: Nikita Mirzani Kembali Sindir Seleb yang Unggah Foto Bareng Audrey

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini pun meminta agar seluruh masyarakat menunggu hasil penyidikan polisi. Apalagi sudah tiga pelaku ditetapkan sebagai tersangka.

Muhadjir mengaku akan bertanggung jawab dan melihat pada aspek pendidikan yang menjadi korban maupun tiga pelaku. Termasuk orang yang sebetulnya tidak tahu menahu tapi disangkutkan dengan perkara ini.

"Ini jadi tanggung jawab kita bersama. Guru harus semakin profesional menggunakan semua keahlian dan pengetahuan yang didapat. Mulai dari perkembangan jiwa, sosiologi pendidikan, konseling sekolah, semua itu ada ilmunya. Dan bagaimana itu diterapkan dalam proses belajar mengajar agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," bebernya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dijenguk Atta Halilintar, ini Permintaan Khusus Audrey


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler