Meski rumah warga tergenang hingga hamper setengah meter, warga masih bertahan di rumahnya. Sejumlah warga sibuk membenahi perangkat elektronik dan rumah tangga lainnya agar tidka terkena air laut. Hingga tadi malam, aparat dibantu warga berjaga-jaga di sekitar tanggul agar tanggul darurat tidak jebol kembali. Penahan air laut tersebut hanya dibatasi oleh tumpukan karung pasir.
Kuatnya arus air laut yang masuk ke daratan membuat rumah pasangan Dodi dan Purwati, roboh. Hal tersebut dibenarkan Lurah Pluit Tahta Yujang. Dia mengatakan, mengatakan tanggul yang jebol sekitar 2 sampai 3 meter. Adapun tanggul itu memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan lebar 5 meter. ’’Tanggul jebol karena terkena limpasan air pasang laut yang meluap,’’ terangnya.
Sebanyak 500 KK atau sekitar 1.500 jiwa di RW 01 dan 011 terendam banjir pasang. Untuk mencegah air pasang terus masuk melalui tanggul yang jebol, warga bergotong royong menutupnya. Yakni menggunakan karung berisi pasir. Lubang yang jebol berdiameter sekitar 3 meter akhirnya bisa ditutup sementara. Untuk menguras air pasang, rumah pompa di Waduk Pluit langsung dioperasikan. Bantuan nasi bungkus langsung mengalir.
Walau dihantui banjir pasang, warga memilih tetap tinggal di rumahnya masing-masing serta tidak mengungsi. Mengenai adanya korban hanyut, sambung Tahta, kedua warga yang menjadi korban hanyut telah mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Pluit. "Betul, tadi ada dua warga yang hanyut dan terluka di bagian kaki. Mungkin karena menginjak beling, tapi sudah diobati di puskesmas" tandasnya.
Dodi, 55, yang rumahnya terhempas pasang laut, mengaku kaget. Saat air laut masuk melalui tanggul yang jebol, dia tidak menyangka rumahnya ikut terseret air. “Saya yang lagi di dalam rumah, juga ikut terbawa air pasang hingga beberapa meter,” jelas Dodi.
Sementara itu, di Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan ratusan rumah, kemarin juga terkena banjir pasang laut. Bahkan kali ini lebih tinggi dibanding sebelumnya. “Air laut masuk lewat tanggul yang sedang dikerjakan. Kami minta agar cepat selesai. Masak sudah sering kali tempat kita kena air pasang, tanggul juga tidak selesai-selesai,” ujar Arsan Dadi, tokoh masyarakat RT 06 RW 01 Kamal Muara, Kamis kemarin. “Sekarang ini, banjir pasangnya jauh lebih tinggi dibanding beberapa waktu lalu,” imbuhnya.
Sama seperti pertengahan bulan lalu, banjir menerjang ratusan rumah di RT 01 sampai 011 RW 01. Serta di RT 01-02 RW 04. “Ini jadi seolah rutin dan biasa tempat kita kena air pasang. Namun jangan dibikin biasa. Sebab banjir juga membuat warga sulit beraktifitas,” terang Arsan.
Mereka umumnya kata dia, tetap tinggal di rumahnya masing-masing. Tidak mengungsi. Walaupun Pemkot Jakut telah bersiaga, jika sewaktu-waktu diperlukan evakuasi. Arsan meminta Puskesmas bersiaga. Hal itu untuk mengantisipasi penyakit gatal-gatal yang umumnya menyerang korban banjir. “Bantuan sih memang sudah cepat. Namun, tanggul itu loh. Agar cepat diselesaikan, biar kita tidak kebanjiran air pasang terus,” pungkasnya.
Sementara itu, Lurah Kamal Muara Royto Harahap, mengatakan, banjir pasang kembali menerjang pemukiman warga di RW 01 dan RW 04, untuk kesekian kalinya. “Banjir pasang kembali masuk ke pemukiman warga. Bantuan dan obat-obatan telah disiapkan, jiwa dibutuhkan. Distribusi makanan juga dilakukan,” terangnya. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kartu Jakarta Sehat Cacat Hukum
Redaktur : Tim Redaksi