TANGERANG - Wakil Ketua Komisi I DPRD Banten dari Fraksi Partai Demokrat, Taufiqurokhman mendorong terbentuknya Kampung Siaga Bencana (KSB), pembuatan Perda Penanggulangan Banjir dan Pembuatan Waduk Karian. Menurutnya, langkah ini harus dilakukan untuk mengantisipasi bencana banjir yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Banten.
Apalagi kata dia, berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, hujan akan terus melanda Banten hingga Februari 2013. Itu artinya, banjir akan tetap terus terjadi sehingga penanganannya perlu mendapatkan payung hukum.
Belajar dari pengalaman yang ada di Kabupaten Lebak, pria yang akrab disapa Taufiq ini mengatakan KSB ternyata sangat efektif dalam menanggulangi bencana yang terjadi saat ini. Selain itu, politisi yang akan maju sebagai Anggota DPR RI dari Dapil Banten I ini juga mendorong Peraturan Daerah (Perda) Penanggulangan Bencana.
"Saat ini di Provinsi Banten sudah ada Perda Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana (SOTK = Satuan Organisasi Tata Kerja BPBD). Maka, sekarang setelah ada perda pembentukan BPBD diperlukan perda Penanggulangan bencana Daerah atau pelaksanaan terhadap dari perda pembentukan BPBD," kata Taufiqurokhman kepada wartawan, Senin (14/1).
Menurutnya, dengan adanya perda tersebut diharapkan dapat mengurangi bencana yg terjadi di Provinsi Banten. Dalam kunjungannya ke Kabupaten Lebak, Ketua Biro DPP Partai Demokrat ini diterima oleh Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Muhlis.
"Banjir di Lebak puncaknya terjadi hari Selasa malam Rabu, 8 januari 2013 yang merendam 16 kecamatan dari 28 kecamatan yang ada. Bahkan Bupati Lebak, Mulyadi Jayabaya sudah mengeluarkan surat Lebak Siaga 2 dan SK Bupati tentang penanggulangan bencana darurat," ujarnya.
Diceritakan Taufiq, banjir yang melanda Lebak ini sudah menewaskan 6 orang akibat hanyut terseret arus banjir. "Desakan dibentuknya KSB ini karena banjir yang terjadi di Lebak merupakan banjir terbesar dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan banjir kali ini merendam sekitar 120 Ha pesawahan milik warga," katanya.
Selain perlunya KSB Taufiq juga meminta agar masyarakat diberikan edukasi dengan membentuk Masyarakat Tangguh bencana (MTB). Tidak hanya itu, perlu juga melakukan program pembinaan mental pada masyarakat pasca bencana atau traoviling dan adanya penanganan bencana secara garis besar ada dua yaitu menjauhkan bencana dari masyarakat atau menjauhkan masyarakat dari bencana.
"Pola penanganannya harus ada masa penanggulangan darurat. Banjir (jangka pendek) dimana kalau perda penanggulangan bencana sudah terbentuk maka didalamnya mengatur tatakerja dan penggunaan alokasi anggaran menyangkut dana tak terduga atau DTT termasuk didalamnya juga pasca bencana ini dibutuhkan pengobatan medis gratis untuk masyarakat dan biasanya ketika lahan sawah terendam banjir maka pupuk menjadi langka," tegas Taufiq yang saat ini tengah menyusun desertasi di UNPAD Bandung. Dengan usulan judul pengelolaan banjir dilihat dari efektifitas tatakelola pemerintahan.
Sepanjang sungai Ciujung yang menjadi faktor penyebab banjir di Kabupaten Lebak maka perlu adanya dana APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten Lebak untuk melakukan pengerukan sungai dan pelebaran serta pembuatan jaring kawat besar yang didalamnya disimpan batu kali disepanjang sungai Ciujung yang menyebabkan 16 kecamatan di kabupaten lebak terendam air.
Dijelaskan juga, penyebab naiknya air di tol Jakarta-Merak karena dibukanya 8 pintu air. Karena saat itu bendungan di Lebak ketinggian air sudah mencapai 7,8 meter. "Padahal baru dibuka sekitar 2,2 meter, namun itu sudah merendam ruas jalan tol sehingga diusulkan untuk segera dibuat Waduk Karian di Kabupaten Lebak," tegasnya.
Fungsi dari Waduk Karian, selain bisa mengendalikan laju air sungai Ciujung dan Ciliwung, juga untuk persediaan air di Banten dan DKI Jakarta dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun yang akan datang. Karena diprediksi DKI Jakarta akan mengalami kekurangan air bersih dan solusinya ada di Provinsi Banten.
Selain untuk penanggulangan banjir Waduk Karian juga bisa diperuntukan untuk meningkatkan produksi pertanian dan tanaman tumpang sari yang nantinya dialirkan lewat pembuatan irigasi di Kab Lebak. "Jadi 8 pintu air di Lebak menentukan terendam tidaknya tol Jakarta-Merak seperti yang terjadi di km 57 sampai di km 59, jika dari. Pintu itu dibuka sampai 3 meter saja maka Kabupaten dan Kota serang serta Kab Tanggerang bisa terendam air. Dengan begitu penyelesaian jangka pendek menengah dan jangka panjang dapat bisa dilakukan secara sinergis," pungkasnya. (awa/jpnn)
Apalagi kata dia, berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, hujan akan terus melanda Banten hingga Februari 2013. Itu artinya, banjir akan tetap terus terjadi sehingga penanganannya perlu mendapatkan payung hukum.
Belajar dari pengalaman yang ada di Kabupaten Lebak, pria yang akrab disapa Taufiq ini mengatakan KSB ternyata sangat efektif dalam menanggulangi bencana yang terjadi saat ini. Selain itu, politisi yang akan maju sebagai Anggota DPR RI dari Dapil Banten I ini juga mendorong Peraturan Daerah (Perda) Penanggulangan Bencana.
"Saat ini di Provinsi Banten sudah ada Perda Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana (SOTK = Satuan Organisasi Tata Kerja BPBD). Maka, sekarang setelah ada perda pembentukan BPBD diperlukan perda Penanggulangan bencana Daerah atau pelaksanaan terhadap dari perda pembentukan BPBD," kata Taufiqurokhman kepada wartawan, Senin (14/1).
Menurutnya, dengan adanya perda tersebut diharapkan dapat mengurangi bencana yg terjadi di Provinsi Banten. Dalam kunjungannya ke Kabupaten Lebak, Ketua Biro DPP Partai Demokrat ini diterima oleh Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Muhlis.
"Banjir di Lebak puncaknya terjadi hari Selasa malam Rabu, 8 januari 2013 yang merendam 16 kecamatan dari 28 kecamatan yang ada. Bahkan Bupati Lebak, Mulyadi Jayabaya sudah mengeluarkan surat Lebak Siaga 2 dan SK Bupati tentang penanggulangan bencana darurat," ujarnya.
Diceritakan Taufiq, banjir yang melanda Lebak ini sudah menewaskan 6 orang akibat hanyut terseret arus banjir. "Desakan dibentuknya KSB ini karena banjir yang terjadi di Lebak merupakan banjir terbesar dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan banjir kali ini merendam sekitar 120 Ha pesawahan milik warga," katanya.
Selain perlunya KSB Taufiq juga meminta agar masyarakat diberikan edukasi dengan membentuk Masyarakat Tangguh bencana (MTB). Tidak hanya itu, perlu juga melakukan program pembinaan mental pada masyarakat pasca bencana atau traoviling dan adanya penanganan bencana secara garis besar ada dua yaitu menjauhkan bencana dari masyarakat atau menjauhkan masyarakat dari bencana.
"Pola penanganannya harus ada masa penanggulangan darurat. Banjir (jangka pendek) dimana kalau perda penanggulangan bencana sudah terbentuk maka didalamnya mengatur tatakerja dan penggunaan alokasi anggaran menyangkut dana tak terduga atau DTT termasuk didalamnya juga pasca bencana ini dibutuhkan pengobatan medis gratis untuk masyarakat dan biasanya ketika lahan sawah terendam banjir maka pupuk menjadi langka," tegas Taufiq yang saat ini tengah menyusun desertasi di UNPAD Bandung. Dengan usulan judul pengelolaan banjir dilihat dari efektifitas tatakelola pemerintahan.
Sepanjang sungai Ciujung yang menjadi faktor penyebab banjir di Kabupaten Lebak maka perlu adanya dana APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten Lebak untuk melakukan pengerukan sungai dan pelebaran serta pembuatan jaring kawat besar yang didalamnya disimpan batu kali disepanjang sungai Ciujung yang menyebabkan 16 kecamatan di kabupaten lebak terendam air.
Dijelaskan juga, penyebab naiknya air di tol Jakarta-Merak karena dibukanya 8 pintu air. Karena saat itu bendungan di Lebak ketinggian air sudah mencapai 7,8 meter. "Padahal baru dibuka sekitar 2,2 meter, namun itu sudah merendam ruas jalan tol sehingga diusulkan untuk segera dibuat Waduk Karian di Kabupaten Lebak," tegasnya.
Fungsi dari Waduk Karian, selain bisa mengendalikan laju air sungai Ciujung dan Ciliwung, juga untuk persediaan air di Banten dan DKI Jakarta dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun yang akan datang. Karena diprediksi DKI Jakarta akan mengalami kekurangan air bersih dan solusinya ada di Provinsi Banten.
Selain untuk penanggulangan banjir Waduk Karian juga bisa diperuntukan untuk meningkatkan produksi pertanian dan tanaman tumpang sari yang nantinya dialirkan lewat pembuatan irigasi di Kab Lebak. "Jadi 8 pintu air di Lebak menentukan terendam tidaknya tol Jakarta-Merak seperti yang terjadi di km 57 sampai di km 59, jika dari. Pintu itu dibuka sampai 3 meter saja maka Kabupaten dan Kota serang serta Kab Tanggerang bisa terendam air. Dengan begitu penyelesaian jangka pendek menengah dan jangka panjang dapat bisa dilakukan secara sinergis," pungkasnya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Dusun Masih Terisolir
Redaktur : Tim Redaksi