jpnn.com, SABANG - Kepala Kejaksaan Negeri Sabang Choirun Parapat meminta generasi muda Pulau Weh untuk lebih bijak menggunakan medsos. Pesan itu disampaikannya agar mereka tidak terjerat hukum sehingga berurusan di pengadilan.
"Kita lihat sekarang pengguna media sosial tidak hanya berdampak positif, tapi juga banyak hal negatif bila tidak terkontrol," kata Choirun dikutip dari Antara, Minggu (20/2).
BACA JUGA: Gedung Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Ditutup 3 Hari, Ini Penyebabnya
Choirun menyampaikan itu saat menyambangi SMA Negeri 2 Sabang dalam rangka memberikan penyuluhan hukum kepada siswa, yang juga program Kejari Sabang bertajuk Jaksa Masuk Sekolah. Turut hadir pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sabang.
Dia menjelaskan, bijak dalam menggunakan media sosial sangat penting mengingat semakin banyak informasi palsu atau hoaks yang beredar di media sosial dan tidak sedikit pula yang berlanjut ke ranah hukum.
BACA JUGA: Kejaksaan Pegang Segudang Bukti, Donald Trump dan Keluarganya Bakal Dipermalukan
Oleh karena itu, kejaksaan mempunyai tugas untuk memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat, khususnya peserta didik di wilayah masing-masing.
"Maka hari ini tim melakukan sosialisasi hukum terkait dengan etika menggunakan media sosial dan juga tindak pidana lain yang rentan terjadi di kalangan siswa," katanya.
BACA JUGA: Penyidikan Rampung, Kejaksaan Segera Seret 6 Tersangka Korupsi Perindo ke Pengadilan
Pihaknya menggandeng PWI Sabang guna memberikan materi kepada peserta didik terkait teknik penyampai informasi yang baik dan benar.
Selain penyuluhan terkait penggunaan media sosial, Kejaksaan Negeri Sabang juga memberikan penyuluhan hukum lain yang berkenaan dengan keseharian para generasi muda.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Kota Sabang Suriadi mengatakan, program Jaksa Masuk Sekolah sangat membantu pihaknya dalam mendidik siswa terkait dengan pengetahuan hukum.
Suriadi berharap sosialisasi ini sering dilakukan mengingat di era digitalisasi tersebut, pengaruh negatif dari media sosial semakin menggerogoti kepribadian para generasi penerus bangsa.
"Ini merupakan hal yang sangat penting. Selama ini kita sudah berlakukan siswa tidak boleh menggunakan handphone saat jam belajar. Alhamdulillah dengan materi ini sangat berarti bagi siswa kami, dengan demikian mereka bisa lebih selektif, sehingga dapat terhindar dari hukum," kata Suriadi. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil